Mempertimbangkan situasi pandemik Covid-19, maka Sidang Majelis Umum PBB untuk pertama kalinya akan digelar secara
hybrid atau campuran antara bertemu secara fisik dan virtual.
Demikian yang disampaikan oleh Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Grata Endah Werdaningtyas dalam konferensi pers virtual pada Kamis (27/8).
"Sehubungan dengan pandemik Covid-19 dan adanya perbatasan jumlah delegasi negara anggota yang dapat hadir secara fisik di markas besar PBB di New York, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah PBB, pertemuan Sidang Majelis Umum akan diselenggarakan secara
hybrid," jelas Grata.
Nantinya, Grata mengatakan, hanya ada dua delegasi yang merupakan perwakilan tetap negara anggota PBB di New York yang dapat hadir secara fisik.
Sementara, para kepala negara/pemerintahan dan para menteri akan hadir secara virtual.
Presiden Joko Widodo sendiri akan menyampaikan pidatonya pada sesi Debat Umum yang merupakan bagian dari rangkaian pertemuan tinggi Sidang Majelis Umum PBB.
"Pidato Presiden RI akan disampaikan dalam bentuk
pre-recorded message yang akan disiarkan secara virtual oleh PBB," sambung Grata.
Ada pun topik yang akan disampaikan oleh Jokowi nantinya merupakan pentingnya peran PBB untuk dipertahankan, khususnya dalam merespons tantangan global yang terjadi saat ini di tengah pandemik Covid-19.
Kendati begitu, menurut Dutabesar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Kelly Craft, Presiden Donald Trump akan menjadi satu-satunya pemimpin dunia yang menyampaikan pidatonya secara fisik di markas besar PBB, New York.
Tetapi belum ada informasi lebih lanjut mengenai kabar tersebut.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: