Begitu yang disampaikan oleh jurubicara Kemlu, Teuku Faizasyah saat melakukan konferensi pers virtual pada Kamis (27/8).
"Perkembangan di Timur Tengah, khususnya dalam hal hubungan Arab-Israel, hubungan Palestina-Israel, tentunya menjadi perhatian dan kepedulian Indonesia sangat besar," ujar Teuku,
"Namun terlepas dari berbagai perkembangan tersebut, apa yang menjadi dasar dan konsistensi Indonesia atas penyelesaian Palestina tidak berubah," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Indonesia juga sudah memimpin pertemuan virtual Dewan Keamanan PBB terkait perkembangan di Timur Tengah, termasuk isu Palestina pada Selasa (25/8).
"Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mendorong dimulainya kembali proses diplomasi dan negosiasi, khususnya antar pihak terkait di kawasan," ujar Retno.
"Kita juga menggarisbawahi bahwa hal terpenting bagi Palestina adalah solusi yang adil, damai, dan komprehensif," sambungnya seraya mengatakan para anggota DK PBB sepakat dengan solusi dua negara terkait penyelesaian malasah Palestina-Israel.
Pada Kamis (13/8), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan damai dan normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Normalisasi tersebut langsung ditentang oleh Palestina, dan beberapa negara lain termasuk Iran dan Turki.
UEA menjadi negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang melakukan nomalisasi hubungan dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.
Setelah itu, pada pekan ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo melakukan safari ke negara-negara Arab, termasuk Sudan dan Bahrain untuk membahas salah satunya normalisasi hubungan dengan Israel.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: