Hubungan Lukashenko, orang kuat Belarusia yang berusia 65 tahun itu, dengan Putin memburuk menjelang pemungutan suara karena Minsk menolak integrasi yang lebih dekat dengan Rusia, bahkan mengklaim Moskow telah mengirim tentara bayaran melintasi perbatasan untuk mengatur kerusuhan.
Namun, setelah pembicaraan panjang antara keduanya, Putin pada hari Kamis menjanjikan dukungan militer untuk Belarusia dan mengatakan Rusia telah membentuk sekelompok petugas penegak hukum cadangan untuk dikerahkan jika situasi pasca pemungutan suara memburuk.
"Itu tidak akan digunakan, kecuali situasinya mulai tidak terkendali," janji Putin, sambil menekankan yang dimaksud kecuali itu jika terdapat elemen ekstremis yang mulai membakar mobil, rumah dan bank, mulai merebut gedung-gedung administrasi.
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia harus menghindari krisis, terlebih Belarus adalah negara berdaulat.
Sementara itu, Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki memberikan peringatan bahwa setiap intervensi Rusia akan menjadi pelanggaran hukum internasional.
"Hak asasi rakyat Belarusia, adalah harus bebas menentukan nasib mereka sendiri," cetus Morawiecki.
Tak peduli dengan sorotan tajam semua negara terhadap niatnya untuk mendukung Belarusia, Putin pun menekankan kepada mereka untuk mendesak pihak berwenang di Minsk dan oposisi agar 'menemukan jalan keluar' dari krisis secara damai, bukan hanya memberi peringatan apalagi kecaman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.