Kerusuhan tidak mampu ditangani aparat malam itu. Sekitar 300 orang berada di jalan-jalan Malmo dengan kekerasan yang semakin meningkat seiring berlalunya malam.
Juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia Expressen, bahwa demonstrasi itu terkait dengan insiden pada hari sebelumnya di mana pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut.
Rasmus Paludan, pemimpin partai garis keras anti-imigrasi Denmark, akan melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara di acara yang diadakan pada hari yang sama dengan sholat mingguan untuk Sabat Muslim.
Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangannya dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun.
Setelah itu petugas menangkap Paludan di dekat Malmo.
"Kami menduga dia akan melanggar hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo, dikutip dari
AFP, Sabtu (29/8). "Ada juga risiko bahwa perilakunya ... akan menjadi ancaman bagi masyarakat."
Para pendukung Malmo melanjutkan rapat umum, dan tiga orang kemudian ditangkap karena menghasut kebencian rasial. Tak lama, Paludan memasang pesan pedas di laman Facebook.
"Dikirim kembali dan dilarang dari Swedia selama dua tahun. Namun, pemerkosa dan pembunuh selalu diterima!" tulisnya.
Paludan tahun lalu menarik perhatian media karena membakar Alquran yang dijadikannya pembungkus daging.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: