Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ogah Bergantung Pada WHO, Meksiko Gencarkan Diplomasi Vaksin Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 31 Agustus 2020, 00:00 WIB
<i>Ogah</i> Bergantung Pada WHO, Meksiko Gencarkan Diplomasi Vaksin Covid-19
Meksiko gencar jalankan diplomasi demi memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dalam negeri/Net
rmol news logo Meksiko aktif bergeliat untuk membentuk aliansi dengan berbagai negara, mulai dari Kuba hingga Perancis demi bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Langkah ini diambil sebagai bagian dari diplomasi vaksin Covid-19 yang dilancarkan oleh Meksiko.

Sebenarnya, pada awal Juni lalu, Meksiko telah bergabung dengan rencana Covax global yang dilancarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Inisiatif ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin secara global yang disetujui pada akhir tahun depan dan memastikan akses yang adil bagi setiap negara terhadap vaksin Covid-19.

Namun Meksiko beranggapan bahwa insiatif tersebut tidak akan mampu memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 di Meksiko. Oleh karena itu, negara tersebut memutar otak dan melancarkan diplomasi vaksin Covid-19 demi menutupi kebutuhan tersebut.

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Meksiko, Martha Delgado, yang ditugasi oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador untuk tanggapan internasional Meksiko, mengatakan kepada Reuters pada akhir pekan ini bahwa bagiannya dari inisiatif WHO itu tidak mungkin cukup untuk menyediakan sekitar 200 juta dosis vaksin yang dibutuhkan Meksiko.

"Kita tidak bisa bergantung padanya (Covax)," kata Delgado.

"Covax berjanji untuk membantu 20 persen populasi, kami membutuhkan lebih banyak vaksin dan begitu pula negara lain," sambungnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko Marcelo Ebrard secara teratur melaporkan kepada Lopez Obrador tentang perkembangan terbaru dalam upaya untuk mengamankan vaksin yang akan membantu Meksiko dalam menekan angka penularan Covid-19.

Hal yang menarik soal strategi Meksiko adalah, Lopez Obrador yang merupakan politisi populis sayap kanan, sempat membuat sejumlah pihak mengangkat alis karena menjalin aliansi dekat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Sedangkan di sisi lain, Menlu Meksiko, Ebrard juga gencar mendekati China. Negeri tirai bambu bahkan memberi Meksiko peralatan seperti ventilator dan masker selama masa pandemik.

Bukan hanya Amerika Serikat dan China, Meksiko juga mendekati Rusia. Lopez Obrador bahkan telah menawarkan diri untuk menguji sendiri vaksin buatan Rusia.

Di tengah upaya untuk menghadirkan vaksin tersebut, Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam sebuah pernyataan akhir pekan ini menekankan bahwa "nasionalisme vaksin" untuk saat ini harus dihindari.

"Tidak ada yang akan aman sampai semua orang aman, dan untuk alasan itu, negosiasi, diplomasi dan multilateralisme memainkan peran penting," begitu bunyi pernyataan tersebut.

Masih terkait upaya diplomasi vaksin Covid-19, Wamenlu Meksiko Delgado dalam sebuah pernyataan menjelaskan bahwa jadwal harian yang dia miliki saat ini sangat padat. Pasalnya, dia kerap menjalin komunikasi dengan banyak pihak, termasuk perwakilan sektor kesehatan, duta besar, kementerian luar negeri, laboratorium dan dokter.

"Kami telah memilih untuk melakukan ini melalui saluran diplomatik kami, mendapatkan akses informasi dan perusahaan farmasi melalui kerja sama dengan negara lain," kata Delgado.

"Mengapa mengambil rute ini? Pertama, negara itu sendiri akan mensertifikasi vaksin mereka, keamanannya, bukan perusahaan farmasi," sambungnya.

Selain itu, alasan kedua adalah karena Meksiko memiliki prestise diplomatik. Delgado merujuk pada resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berhasil disponsori Meksiko untuk menjamin akses universal ke obat-obatan, vaksin, dan peralatan medis untuk menghadapi Covid-19.

Strategi Meksiko ini agaknya membuahkan hasil.

Negara ini disetujui untuk mengambil bagian dalam uji klinis vaksin GRAd-COV2 Italia dan telah menyetujui 2.000 sukarelawan untuk berpartisipasi dalam uji coba vaksin Sputnik V buatan Rusia.

Selain itu, Meksiko juga telah mencapai kesepakatan untuk memproduksi vaksin perusahaan farmasi AstraZeneca.

Tidak hanya itu, Meksiko juga akan berpartisipasi dalam uji coba fase tiga dengan pembuat obat Perancis Sanofi, unit Janssen Johnson & Johnson dan perusahaan China CanSino Biologics dan Walvax Biotechnology, yang semuanya telah setuju untuk menjamin akses ke vaksin mereka jika berhasil.

Dengan negara di satu kawasan, Kuba, Meksiko juga bersiap untuk membahas soal akses ke vaksin Soberana 01, atau Sovereign 01 buatan negara tersebut. Sedangkan dengan pemerintah Jerman, Meksiko juga telah menjalin komunikasi dan membahas tentang perusahaan bioteknologi CureVac, yang sedang meneliti cara menggunakan messenger RNA untuk mengobati serangkaian penyakit, termasuk virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA