Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Italia Mulai Kewalahan, Ribuan Migran Berbondong-bondong Masuk Negaranya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 31 Agustus 2020, 08:02 WIB
Italia Mulai Kewalahan, Ribuan Migran Berbondong-bondong Masuk Negaranya
Ilustrasi/Net
rmol news logo Selama beberapa bulan terakhir Italia telah berjuang untuk menangani kedatangan ratusan migran setiap hari ke wilayahnya di pantai selatan. Sebuah tugas yang diperumit oleh langkah-langkah keamanan yang diberlakukan oleh krisis virus corona yang sedang berlangsung.

Tugas itu nampaknya akan semakin berat dengan kedatangan sebuah kapal nelayan yang membawa hampir 370 migran yang mendarat di Pulau Lampedusa. Di saat bersamaan sebuah kapal kemanusiaan terdekat yang membawa 350 orang lainnya tengah mencari pelabuhan pendaratan pada Minggu (30/8).

“Kapal yang membawa 370 orang itu sempat terancam tenggelam karena angin kencang. Mereka dikawal oleh penjaga pantai dan polisi Italia ke pelabuhan pulau itu,” kata kantor berita ANSA, seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/8).

Kedatangan mereka langsung disambut oleh para pengunjuk rasa yang diorganisir oleh Partai Liga sayap kanan anti-imigran.

“Para migran yang kewarganegaraannya tidak diketahui itu kemudian menjalani pemeriksaan suhu sebelum dibawa ke pusat penerimaan darurat di pulau yang sekarang menampung sekitar 1.160 orang, 10 kali kapasitas maksimumnya,” kata Wali Kota Lampedusa, Toto Martello.

Sementara itu, sekitar 30 kapal kecil lainnya yang sebagian besar berasal dari Pantai Tunisia, telah mencapai pulau itu sejak Jumat membawa sekitar 500 migran. Martello menyerukan pemogokan umum di pulau itu pada hari Senin untuk memprotes "kebungkaman yang menakutkan" pemerintah nasional tentang masalah tersebut.

“Lampedusa tidak bisa lagi mengatasi situasi ini. Entah pemerintah segera mengambil keputusan atau seluruh pulau akan mogok. Kami tidak bisa menangani keadaan darurat dan situasinya sekarang benar-benar tidak berkelanjutan," kata Martello.

“Jika kapal penangkap ikan sebesar ini dengan ratusan orang tiba di sini dan tidak ada yang memperhatikannya, itu berarti tidak ada kontrol di Mediterania. Tapi apa yang dilakukan kapal militer? Kami tidak berperang, mengapa tidak menggunakannya untuk keamanan intervensi di laut dan untuk memindahkan migran?” ungkapnya.

Nello Musumeci, pemimpin sayap kanan dari pulau saudara Sisilia, pada hari Minggu menulis di Facebook bahwa dia akan meminta pemerintah untuk mengadakan pertemuan tentang krisis kemanusiaan dan kesehatan.

“Lampedusa tidak bisa melakukannya lagi. Sisilia tidak bisa terus membayar ketidakpedulian Brussel dan kesunyian Roma,” tulisnya.

Pekan lalu Musumeci mengeluarkan keputusan yang memerintahkan penutupan pusat-pusat migran di Sisilia untuk mengekang penyebaran virus corona, sebuah langkah yang ditolak oleh pengadilan Italia.

Walikota di pulau itu juga telah menyuarakan kekhawatiran bahwa kehadiran para migran dapat menghambat pariwisata.

Penjaga pantai Italia pada hari Sabtu juga mengangkut 49 orang yang telah diselamatkan di Mediterania oleh MV Louise Michel, sebuah kapal yang didanai oleh seniman jalanan Banksy.

Sebanyak 150 penumpang lain yang berada di kapal itu dipindahkan pada Sabtu malam ke kapal penyelamat kemanusiaan Sea-Watch 4, yang sekarang memiliki sekitar 350 orang di dalamnya dan sedang mencari pelabuhan pendaratan.

Awak kapal yang disewa oleh LSM Jerman Sea Watch dan badan amal medis Doctors Without Borders (MSF) menulis di Twitter bahwa pihaknya merawat orang-orang karena luka bakar, dehidrasi, hipotermia dan cedera traumatis.

Kapal Louise Michel yang berbendera Jerman mengatakan mereka membutuhkan bantuan setelah membantu sebuah kapal yang membawa setidaknya satu migran mati di laut yang membelah Afrika dan Eropa.

Awaknya mengatakan kapal sepanjang 31 meter itu menjadi penuh sesak dan tidak bisa bergerak, memperingatkan bahwa beberapa migran mengalami luka bakar dan telah berada di laut selama berhari-hari.

Para migran yang diselamatkan kemudian mengatakan tiga orang telah tewas di laut sebelum kedatangan kapal Louise Michel.

Banksy, yang merahasiakan identitasnya menjelaskan dalam sebuah video online bahwa dia telah membeli kapal untuk membantu para migran karena otoritas UE dengan sengaja mengabaikan panggilan darurat dari orang non-Eropa.

Ribuan orang diperkirakan telah tewas saat melakukan perjalanan berbahaya melintasi Mediterania untuk menghindari konflik, penindasan, dan kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah.

Menurut badan pengungsi PBB UNHCR, upaya kapal migran untuk menyeberangi Mediterania ke Eropa telah meningkat tahun ini, naik 91 persen dari Januari hingga Juli dibandingkan angka tahun lalu menjadi lebih dari 14 ribu orang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA