Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Protes Atas Kematian Puluhan Lumba-lumba Di Mauritius Berujung Tuntutan Pengunduran Diri Pemerintah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 31 Agustus 2020, 11:26 WIB
Protes Atas Kematian Puluhan Lumba-lumba Di Mauritius Berujung Tuntutan Pengunduran Diri Pemerintah
Protes ribuan orang di Mauritius yang dipicu tumpahan minyak di perairan/Net
rmol news logo Ribuan orang di ibukota Mauritius, Port Louis, melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut penyelidikan atas tumpahan minyak dari kapal Jepang yang diduga menjadi penyebab kematian puluhan lumba-lumba.

Sebulan setelah kapal tanker MV Wakashio milik Jepang menghantam terumbu karang dan bocor, sedikitnya sudah ada 40 lumba-lumba yang ditemukan tewas secara misterius di sekitar perairan tersebut.

Mengutip Reuters pada Senin (31/8), para pecinta lingkungan menuntut penyelidikan kematian lumba-lumba tersebut.

Seorang pengunjuk rasa tampak memegang spanduk bergambar lumba-lumba berlumuran minyak dengan tulisan "Dolphin Lives Matter", sebagai slogan dari gerakan "Black Lives Matter" untuk menolak perilaku rasisme.

Sementara itu beberapa pengunjuk rasa lainnya yang berkumpul di alun-alun Katedral St Louis menyerukan pengunduran diri pemerintah sembari mengibarkan bendera Mauritian.

“Kami tidak mempercayai pemerintah dan informasi encer yang mereka berikan kepada kami terkait pengelolaan dan tanggapan terhadap tumpahan minyak,” ujar seorang ilmuwan lingkungan Mauritius, Fabiola Monty.

Sebelumnya, pemerintah mengatakan akan melakukan otopsi pada semua lumba-lumba yang mati. Pemerintah juga sudah membentuk komisi untuk menyelidiki tumpahan minyak.

Saat ini ada dua investigasi sedang dilakukan, yaitu satu dilakukan oleh polisi atas tanggung jawab awak dan satu lainnya oleh pejabat senior Kementerian Perkapalan tentang apa yang terjadi dengan kapal.

Sejauh ini dokter hewan telah memeriksa hanya dua dari bangkai mamalia, yang menunjukkan tanda-tanda cedera tetapi tidak ada jejak minyak di tubuh mereka.

Otopsi tersebut dilakukan oleh Albion Fisheries Research Center yang dikelola pemerintah.

Jasvin Sok Appadu dari Kementerian Perikanan mengatakan, hasil otopsi secara keseluruhan terhadap 25 ekor lumba-lumba yang mati terdampar baru muncul pada Rabu (2/9) atau Kamis (3/9). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA