Melansir
AFP pada Senin (31/8), kesepakatan dicapai setelah melakukan pembicaraan dengan utusan Qatar, Mohammed el-Emadi.
"Sebuah kesepahaman dicapai untuk mengekang eskalasi terbaru dan mengakhiri agresi (Israel) terhadap rakyat kami," ujar Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
Sejak 6 Agustus, hampir setiap harinya, Israel menjatuhkan bom ke Jalur Gaza sebagai balasan atas pengiriman balon udara pembakar dan roket-roket.
Menurut pemadam kebakaran, balon udara pembakar yang dikirim dari perbatasan telah memicu lebih dari 400 kebakaran dan merusak sebagian lahan pertanian di Israel selatan.
Sebelum Emadi, delegasi Mesir sudah berkali-kali mencoba menengahi gencatan senjata informal di mana Israel berkomitmen untuk melonggarkan blokade 13 tahun di Gaza dengan imbalan ketenangan di perbatasan.
Setelah itu, Emadi mengadakan pembicaraan dengan pejabat Israel di Tel Aviv.
Dalam sebuah pernyataan, dia memuji kepemimpinan Hamas karena dapat mencapai kesepakatan mengingat kondisi sulit penduduk Gaza, terutama karena penyebaran virus corona.
Kepada
AFP, salah seorang sumber Hamas mengatakan, pihaknya sudah menghentikan secara total pengiriman balon udara pembakar dan serangan lainnya terhadap Israel, sesuai dengan kesepakatan.
"Pasokan bahan bakar akan kembali dan pembangkit listrik akan dimulai kembali mulai Selasa (1/9)," kata sumber itu.
Larangan kiriman bahan bakar yang diberlakukan Israel membuat aliran listrik di Jalur Gaza terputus menjadi hanya empat jam sehari.
Selain menengahi perselisihan, Qatar juga menambah bantuan dana untuk pembangunan saluran listrik baru di Jalur Gaza dari 30 juta dolar AS menjadi 35 juta dolar AS.
Bantuan tersebut menjadi faktor utama berhasilnya gencatan senjata dilakukan oleh kedua pihak.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: