Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menlu Pompeo: Berbeda Dengan Perang Dingin, Kali Ini AS Ditantang Oleh Negara Berpenduduk 1,4 Miliar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 02 September 2020, 10:26 WIB
Menlu Pompeo: Berbeda Dengan Perang Dingin, Kali Ini AS Ditantang Oleh Negara Berpenduduk 1,4 Miliar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo memberikan komentar yang terkait Perang Dingin baru di antara Washington dan Beijing.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi mengatakan, Washington perlu menghentikan peningkatan ketegangan untuk menghindari Perang Dingin baru.

Menanggapi pernyataan tersebut, Pompeo dalam wawancaranya dengan Fox Business Network pada Selasa (1/9), mengatakan, analogi Perang Dingin untuk hubungan AS dan China memang cukup relevan, namun juga berbeda.

“Ini berbeda dengan Perang Dingin di mana kita ditantang oleh negara berpenduduk 1,4 miliar orang,” ujar Pompeo seperti dikutip Reuters.

“Tantangannya berbeda, itu tantangan ekonomi," sambungnya.

"Dan sekarang Anda akan melihat upaya yang lebih luas. Saya pikir, dalam beberapa hari atau pekan mendatang kita akan melihat AS menghadapi ini dengan cara yang sangat serius, semuanya demi keuntungan ekonomi Amerika," tambahnya.

Di sisi lain, Pompeo juga berharap Institut Konfusius China di kampus-kampus AS akan ditutup pada akhir tahun ini. Bulan lalu, Pompeo mengatakan, Institut Konfusius merupakan entitas untuk memajukan propaganda dan pengaruh China.

Dalam pernyataannya, Pompeo juga menyebut Institut Konfusius China telah secara aktif merekrut "mata-mata kolaborator".

"Saya pikir semua orang datang untuk melihat risiko yang terkait dengan mereka. Saya pikir lembaga-lembaga ini dapat melihat itu, dan saya berharap kita akan menutup semuanya sebelum akhir tahun ini," jelasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA