Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Armenia: ASEAN Jadi Pelajaran Baik Untuk Bangun Hubungan Dengan Tetangga

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 02 September 2020, 14:54 WIB
Dubes Armenia: ASEAN Jadi Pelajaran Baik Untuk Bangun Hubungan Dengan Tetangga
Dutabesar Armenia untuk RI, Dziunik Aghajanian dalam diskusi RMOL World View pada Selasa, 1 September 2020/RMOL
rmol news logo Perselisihan di antara negara-negara di suatu kawasan tidak dapat dihindarkan. Hal tersebut tidak terkecuali bagi Armenia, sebuah negara pecahan Uni Soviet.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Beberapa waktu terakhir, konflik Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan kembali menyala dengan terang. Perseteruan di perbatasan tersebut pada dasarnya sudah berlangsung lama, sejak 1980-an namun masih belum menemukan solusi yang tepat.

Jika merujuk situasi di Asia Tenggara, negara-negara di kawasan juga memiliki masalah yang hampir serupa. Di mana sengketa perbatasan hingga konflik antara satu negara dengan lainnya terjadi.

Namun, ketika ASEAN dibentuk pada 8 Agustus 1967, konflik secara fisik mulai menurun dan digantikan dengan diplomasi di atas meja. Bahkan semakin solid adanya berbagai kerja sama.

Melihat bagaimana negara-negara di Asia Tenggara berhasil mengubah konflik menjadi kerja sama, Dutabesar Armenia untuk RI, Dziunik Aghajanian mengatakan, ASEAN merupakan pelajaran yang baik untuk membangun hubungan dengan negara tetangga.

Kendati begitu, Aghajanian mengatakan ada beberapa situasi berbeda dalam konflik Armenia-Azerbaijan yang menjadi tantangan untuk dicapainya resolusi politik.

"Azebaijan dan Turki tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Armenia. Jadi, kami tidak memiliki jalur untuk melakukan negosiasi," ujarnya dalam diskusi RMOL World View bertajuk "Armenia, Artinya bagi Indonesia dan Dunia" pada Selasa (1/9).

Di sisi lain, ia mengatakan, baik Azerbaijan maupun Turki masih terus mempertahankan mekanismenya dengan menggunakan kekuatan.

"Ketika Anda punya tetangga yang selalu menodongkan senjata, Anda tidak dapat mengatakan 'Ayo duduk dan diskusi'. Apapun yang Anda sampaikan, Anda harus terlebih dulu melindungi diri," jelasnya.

Sehingga, Adhajanian menjelaskan, membutuhkan pemahaman yang berbeda dalam memandang konflik Armenia-Azerbaijan.

Sebelum membentuk organisasi regional, negara-negara di kawasan harus terlebih dulu sepakat untuk membawa penyelesaian di atas meja. Selain itu, mereka juga harus menghormati satu wadah yang dibuat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Ini membutuhkan pemahaman yang berbeda dan saya pikir (ASEAN) adalah pelajaran baik, bahwa kita dapat mempelajari dari kawasan ini bagaimana semua negara mengerti permusuhan tidak bisa membawa mereka kemana-mana," paparnya.

"Hal ini yang saat ini kita usahakan. Isu ini tidak dapat diselesaikan dengan kekuatan militer. Jadi negara-negara harus lebih serius untuk memanfaatkan peluang untuk menciptakan perdamaian," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA