Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar pada Kamis (3/9) menegaskan, Turki tidak ingin membuka konflik di Mediternia Timur apalagi berpikir untuk meningkatkan ketegangan, melainkan sedang mengejar hak dan kepentingannya di wilayah itu.
"Kami tidak mencari ketegangan atau penindasan," kata Hulusi Akar, seperti dikutip dari
TRT, Kamis (3/9). "Kami dengan jelas dan eksplisit mengejar hak dan kepentingan kami dengan keyakinan, pengetahuan, logika, sains, dan hukum. Tidak ada yang bisa mencegah ini."
Akar berbicara selama kunjungan ke pusat operasi udara di Provinsi Eskisehir.
Pemberitahuan navigasi yang dikeluarkan Rabu malam mengatakan latihan gabungan bersama Rusia akan berlangsung 8-22 September dan 17-25 September di daerah Mediterania tempat kapal penelitian seismik Turki beroperasi.
Akar kemudian mengomentari soal keputusan AS yang mencabut embargo senjata di Siprus. Keputusan di tengah memanasnya situasi di Mediterania itu akan dinilainya akan menyebabkan ‘konflik dan kebuntuan’.
“Itu tidak akan membawa perdamaian dan solusi,†kata Akar.
Ketika keputusan itu keluar, Turki telah bereaksi dengan marah dengan mengatakan hal itu bertentangan dengan ‘semangat aliansi’ antara Washington dan Ankara.
Embargo AS, yang diberlakukan pada tahun 1987, dirancang untuk mencegah perlombaan senjata yang akan menghalangi upaya reunifikasi yang difasilitasi PBB untuk Siprus.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: