Pertemuan intra-Palestina digelar melalui konferensi video di antara pimpinan kelompok Palestina di Ramallah dan Beirut. Pertemuan tersebut membahas cara-cara untuk mencegah rencana aneksasi Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Digelarnya pertemuan tersebut sebagai salah satu tanggapan terkait normalisasi yang telah dicapai baru-baru ini antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel lewat kesepakatan yang ditengahi AS, termasuk membuka kedutaan di wilayah masing-masing.
Sebuah komunike Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan signifikansi dan prioritas proses rekonsiliasi telah tumbuh dengan cepat di tengah insiden baru-baru ini yang bertujuan untuk membersihkan perjuangan Palestina dan merusak visi solusi dua negara.
"Turki akan terus mendorong upaya untuk mencapai persatuan dan solidaritas di antara pihak dan entitas Palestina mulai sekarang seperti yang dilakukan di masa lalu, dan akan terus memberikan semua cara untuk mendukung dan memastikan solusi yang adil dan permanen untuk konflik Israel-Palestina," kata pernyataan itu, seperti dikutip dari
Anadolu Ageny, Jumat (4/9).
Otoritas Palestina dan faksi-faksi perlawanan telah mengecam kesepakatan normalisasi antara UEA-Israel, dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: