Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Normalisasi Ekonomi Serbia-Kosovo, Trump: Dulu Banyak Pertengkaran Sekarang Ada Banyak Cinta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 05 September 2020, 06:32 WIB
Normalisasi Ekonomi Serbia-Kosovo, Trump: Dulu Banyak Pertengkaran Sekarang Ada Banyak Cinta
Donald Trump uduk di tengah-tengah PM Kosovo Avdullah Hoti dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Ruang Oval untuk Normalisasi Serbia-Kosovo/Net
rmol news logo Presiden AS Donald Trump mengumumkan pakta bersejarah yang berhasil diraih antara dua mantan rival Serbia dan Kosovo yang sepakat untuk menormalisasi hubungan ekonomi di Gedung Putih pada Jumat (4/9).

Setelah sempat tertunda berkali-kali, akhirnya Serbia-Kosovo berhasil duduk bersama untuk membahas persoalan-persoalan mereka dengan Amerika Serikat yang duduk sebagai penengah.

"Hari yang benar-benar bersejarah," kata Trump yang duduk di tengah-tengah Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic di Ruang Oval.

"Serbia dan Kosovo telah mengumumkan kerja sama ekonomi di antara berbagai masalah mereka," ungkap Trump, seperti dikutip dari AFP, Jumat (4/9).

Serbia dan bekas wilayahnya, yang mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008, telah menjalani hubungan yang tidak harmonis sejak lama karena perang berdarah yang terjadi dua dekade lalu.

Normalisasi itu terjadi setelah kegagalan Uni Eropa selama hampir satu dekade untuk menengahi pencairan hubungan.

Upaya AS difokuskan pada bisnis dan perdagangan, meskipun negosiator Serbia bersikeras mereka tidak akan mengakui Kosovo sebagai negara yang merdeka.

"Butuh beberapa dekade karena Anda tidak memiliki siapa pun yang mencoba menyelesaikannya," kata Trump tentang kesepakatan itu.

"Ada banyak pertengkaran dan sekarang ada banyak cinta," tambah Trump.

Uni Eropa, yang selama ini memfasilitasi dialog Serbia-Kosovo tentang normalisasi hubungan sejak 2013, menyambut baik upaya AS untuk membantu mencari solusi melalui pembicaraan tentang ekonomi.

Beberapa sumber mengatakan Washington saat ini tengah mengambil alih masalah politik dari Brussel, membuat para pejabat di Uni Eropa 'mengangkat alisnya'.

Vucic mengatakan hari itu Trump telah melakukan 'pekerjaan dengan baik' dan memuji komitmen Presiden AS di kawasan itu. Ia pun mengundang Trump untuk mengunjungi Serbia.

Padahal, seminggu sebelum pertemuan di Gedung Putih, Vucic yang telah diinformasikan secara mendadak bahwa akan ada Trump dalam dialog Servia-Kosovo merasa terkejut dan menolak.

Berbicara kepada Pink TV, minggu lalu, Vucic mengatakan jika benar Trump akan muncul dalam pertemuan itu, maka ia akan menolaknya dan tidak ingin ada Trump.

Situasi seperti itu akan membuatnya menjadi "Presiden Serbia pertama yang ditawari pertemuan bilateral dengan Presiden AS dan Presiden Serbia pertama yang menolaknya." Terutama karena dialog yang diharapkan berbelok pembahasan menjadi hanya ekonomi saja. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA