Menurut laporan akun Twitter Mutaqili al-Rai atau Tahanan Hati Nurani, Basfar telah ditangkap pada Agustus. Tidak dijelaskan di mana, mengapa, dan bagaimana ia tangkap.
"Kami mengonfirmasi penahanan Sheikh Dr Abdullah Basfar sejak Agustus 2020," tulis akun seperti dikutip
MEMO, Sabtu (5/9).
Basfar merupakan seorang profesor di departemen syariah dan Kajian Islam di King Abdul Aziz University, Jeddah. Ia juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Buku dan Sunnah Dunia.
Laporan tentang penahanan Sheikh Basfar bertepatan dengan laporan tentang penahanan Sheikh Saud Al-Funaisan, yang ditangkap pada Maret.
Al-Funaisan adalah seorang profesor universitas dan mantan dekan fakultas Syariah di Universitas Al-Imam di Riyadh.
Beberapa pihak menuding, penahanan yang dilakukan terhadap para pemuka agama merupakan tindakan keras atau bagian dari rencana Putra Mahkota Mohamed bin Salman untuk menghapus identitas agama Arab Saudi.
Tetapi sejumlah besar orang Saudi mengungkapkan kemarahan mereka atas penahanan tersebut.
"Elit yang kita butuhkan ada di penjara," demikian pernyataan seorang warga yang dikutip surat kabar online
Rai Al Youm.
"Ulama kami ditahan secara sewenang-wenang, sementara orang-orang sepele menikmati kebebasan dan menyebarkan korupsi di negara ini. Ini adalah kampanye terbuka untuk menyingkirkan Islam dan menyebarkan kejahatan di tanah Haramin," ujar akun Twitter lainnya.
Sejak 2017, ketika putra mahkota mengambil alih kekuasaan, dia telah menindak ulama, jurnalis, akademisi, dan aktivis dunia maya atas pandangan kritis mereka. Ia juga berencana untuk mengubah Arab Saudi sebagai negara sekuler.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: