Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Serbia Gembira Sepakati Normalisasi Ekonomi, Tapi Tidak Senang Beri Pengakuan Kemerdekaan Kosovo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 07 September 2020, 01:04 WIB
Serbia Gembira Sepakati Normalisasi Ekonomi, Tapi Tidak Senang Beri Pengakuan Kemerdekaan Kosovo
Presiden Serbia Aleksandar Vucic saat pertemuan di Washington/Net
rmol news logo Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa pertemuannya dengan Perdana Menteri Kosovo, Avdulah Hoti, yang akan dilakukan di Brussel pada Senin (7/9) hari ini, tentu akan membuahkan beberapa hasil.

Semua topik penting telah dibahas pada pertemuan kedua negara itu sebelumnya, dan dialog resmi antara Beograd dan Pristina akan dilanjutkan pada hari Senin untuk menuntaskan semua kesepakatan, menurutnya.

"Saya tidak memiliki masalah soal perjanjian dari pertemuan di Washington pada Jumat kemarin, soal kesepakatan ekonomi dan kedatangan arus barang, modal, dan lain sebagainya. Hal ini akan kembali dibahas lebih cepat di depan perwakilan UE," kata Vucic, seperti dikutip dari N1, Minggu (6/9), seraya menambahkan bahwa semua perjanjian ini harus digunakan untuk meningkatkan hubungan dan meningkatkan kesejahteraan orang-orang Serbia dan Albania, bukannya melihat satu sama lain sebagai musuh.

Pertemuan Serbia-Kosovo pada Senin (7/9) akan didampingi oleh Utusan Khusus Uni Eropa untuk Dialog Beograd-Pristina, Miroslav Lajcak, dan Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS, Matthew Palmer.

Pada Jumat (4/9) Serbia dan Kosovo menandatangani kesepakatan normalisasi Serbia-Kosovo yang ditengahi AS di Gedung Putih, Washington.
 
Kesepakatan yang akhirnya dicapai setelah dialog dua hari itu juga mencakup rencana bagi Israel dan Kosovo untuk menjalin hubungan diplomatik serta  Beograd untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
 
Presiden Donald Trump yang juga menandatangani dokumen tersebut menyebutnya sebagai perjanjian itu ‘bersejarah’.
 
“Dengan fokus pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi, kedua negara mampu mencapai terobosan besar,” kata Trump.

Vucic dan Hoti menyebut kesepakatan itu sebagai langkah maju yang signifikan.  
 
“Tentu, berbicara tentang politik, kami belum menyelesaikan masalah kami. Masih banyak perbedaan di antara kami, tapi ini adalah langkah maju yang besar,” kata Vucic, seperti dikutip dari Voa News, Sabtu (5/9).
 
“Saya sangat berterima kasih kepada Anda [Trump] dan orang-orang Anda karena berhasil membawa kami ke sini. Dan kami tidak membicarakan banyak hal yang kami tanda tangani hari ini, tetapi bagi kami sangat penting bahwa kami akan memiliki zona ekonomi terpadu di seluruh Balkan Barat yang akan membawa kami ke hasil ekonomi nyata untuk keuntungan dan kepentingan kami semua," tambah Vucic yang belakangan menegaskan lagi bahwa dialog di Gedung Putih itu tidak termasuk soal ‘pengakuan’ terhadap kemerdekaan Kosovo.
 
Sementara Hoti berharap kesepakatan itu adalah langkah menuju pengakuan, hal yang sebaliknya dari Vucic. 

“Jika Anda bertanya kepada saya apakah Serbia akan menerima saling pengakuan, yang disebutkan di beberapa draf proposal, itu tidak akan berhasil untuk Serbia," kata Vucic kepada media, apalagi menurutnya dokumen yang ditandatangani tentang kesepakatan ekonomi tidak menyertakan klausul ‘saling pengakuan’. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA