Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Teror Mutilasi Kuda Gegerkan Warga Prancis, Diduga Dilakukan Kelompok Penganut Aliran Sesat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 07 September 2020, 08:34 WIB
Teror Mutilasi Kuda Gegerkan Warga Prancis, Diduga Dilakukan Kelompok Penganut Aliran Sesat
Ilustrasi/Net
rmol news logo Warga Prancis khususnya para pemilik kuda kini tengah dilanda kegelisahan dan ketakutan akibat teror misterius selama beberapa bulan terakhir.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketakutan tersebut disebabkan oleh kematian misterius lebih dari 30 kuda yang dimutilasi atau dibunuh dalam serangan kekerasan di seluruh Prancis sejak Februari. Kasus tersebut kembali meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Otoritas Prancis hingga saat ini belum bisa menemukan motif di balik serangan itu, tetapi telah memperingatkan publik untuk tidak gegabah mengambil tindakan sendiri.

Serangan biadab tersebut rata-rata memiliki sifat yang berbeda, tetapi biasanya dilakukan dengan pisau. Kuda, kuda poni, dan keledai tersebut disayat, dikeluarkan isi perutnya atau diambil darahnya, alat kelaminnya dimutilasi, matanya dicungkil atau, dalam kebanyakan kasus, kupingnya dipotong.

Serangan terbaru terjadi pada pukul dua pagi, 6 September di Cote d'Or di timur Prancis. Seorang pria melihat obor di ladangnya dan memanggil polisi, yang kemudian mengirim 40 petugas, satu unit anjing dan sebuah helikopter. Salah satu kudanya ditemukan dengan luka dangkal. Polisi mengatakan bahwa mereka sedang mencari dua pria terkait dengan serangan itu.

Cote-d'Or ialah sebuah departemen di Prancis di région Bourgogne. Beribu kota di Dijon, dan departemen ini memiliki 506.755 penduduk.

Serentetan serangan telah menarik perhatian luas di Prancis dan sedang diselidiki oleh DGSI, bagian dari badan intelijen dan keamanan Prancis.

Pemilik kuda di seluruh negeri ketakutan. Polisi telah menyarankan mereka untuk memasang kamera di properti mereka, melepas kerah kepala kuda sebelum melepaskannya di lapangan, berpatroli di lapangan pada malam hari dan menelepon polisi jika ada aktivitas yang mencurigakan.

Tetapi banyak pemilik berpikir itu tidak cukup, dan frustrasi dengan kurangnya dukungan dari polisi setempat.

Seorang wanita dengan marah mengatakan kepada stasiun TV regional Prancis, France 3 Bretagne: “Sudah cukup! Saya tidak malu untuk mengatakannya, pistol saya terisi dan saya tidak akan ragu untuk menembak jika perlu. Kita tidak heran jika seseorang melukai atau membunuh salah satu dari orang-orang ini. Seseorang harus melindungi kudanya," katanya seperti dikutip dari AFP, Minggu (6/9).

Namun, pihak berwenang memperingatkan agar penduduk tidak main hakim sendiri seperti itu.

Di Finistere, Brittany, seorang wanita berusia 52 tahun, dan putrinya 23 tahun telah ditangkap dan menghadapi hukuman lima tahun penjara setelah menghentikan sebuah mobil di jalan pada malam tanggal 2 September, keduanya dicurigai sebagai pelaku pembunuhan misterius tersebut.

Wanita dan putrinya itu sama-sama dipersenjatai dengan parang dan senjata pellet. Kedua wanita di dalam mobil yang dihentikannya kemudian mengajukan pengaduan.

Kepala polisi di Finistere, Kolonel Nicolas Duvinage, berkata, “Kita tidak bisa mengambil keadilan dengan tangan kita sendiri. Saya mengingatkan Anda bahwa pertahanan yang sah berlaku jika seseorang menyerang manusia, tetapi bukan kuda. Jika pemilik meninju seseorang, atau lebih buruk lagi, menembak seseorang, mereka akan dikenakan penyelidikan yudisial."

Saat ini para pemilik kuda di seluruh Prancis berkumpul bersama di media sosial dalam upaya mengumpulkan informasi tentang serangan tersebut. Grup Facebook bertajuk 'Lindungi kuda kami!' telah bermunculan di sejumlah departemen regional di Prancis. Warga juga telah membuat peta interaktif dalam upaya untuk melacak dan merinci serangan tersebut. Peta tersebut menunjukkan hingga kini lebih dari 100 kasus.

Badan amal hewan terus memberikan dukungan kepada para pemilik. La Fondation Brigitte Bardot, sebuah organisasi hak-hak hewan terkemuka yang didirikan oleh aktris dengan nama yang sama, berjanji akan mengajukan kasus perdata terhadap para pelakunya, jika ditemukan.

Sejauh ini usaha Polisi telah berhasil menemukan satu dari dua penyerang yang melukai dua kuda poni di tempat perlindungan hewan di Burgundy. Kepala tempat perlindungan hewan itu terbangun di malam hari saat mendengar suara hewan yang kesakitan. Dia menghadapi para penyerang hingga akhirnya terkena sabetan pisau sebelum akhirnya mereka melarikan diri.

Petunjuk lain, seperti kedutan (alat yang digunakan untuk menahan kuda) yang ditemukan di satu tempat kejadian perkara, dan bukti bahwa kuda telah dibius, menunjukkan bahwa setidaknya beberapa serangan dilakukan oleh profesional yang memang ahli soal kuda.

Ada sejumlah hipotesis mengapa serangan itu terjadi, dan rumor tersebar luas di media sosial. Salah satu hipotesisnya adalah bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok kriminal besar yang menjual organ atau darah kuda. Beberapa orang menduga bahwa serangan itu adalah tantangan online yang mengerikan, atau bagian dari ritual Setan yang gelap. Polisi juga tidak mengesampingkan bahwa serangan pertama adalah tindakan barbarisme acak dan serangan selanjutnya adalah kejahatan tiruan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA