Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

AS Siapkan Proyek Rudal Balistik Antarbenua, Kontraktornya Northrop Grumman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 09 September 2020, 09:46 WIB
AS Siapkan Proyek Rudal Balistik Antarbenua, Kontraktornya Northrop Grumman
Ilustrasi rudal balistik antarbenua/Net
rmol news logo Perusahaan aeroangkasa asal Virginia, Northrop Grumman berhasil mendapatkan kontrak senilai 13.3 miliar dolar AS dari Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan intercontinental ballistic missile (ICBM) atau rudal balistik antarbenua.

Diumumkan pada Selasa (8/9), Northrop Grumman mengatakan, pihaknya akan menjadi kontraktor satu-satunya untuk memodernisasi sistem ICBM Angkatan Udara AS di bawah program Ground Based Strategic Deterrent (GBSD).

Nantinya, rudal yang dikembangkan oleh Northrop Grumman akan menggantikan Minuteman III yang telah usang. Rudal tersebut sudah menjadi senjata nuklir AS yang berbasis silo sejak 1970-an, melansir Sputnik.

Air Force Nuclear Weapons Center mengemukakan, proyek tersebut akan berlangsung selama 8,5 tahun dan mencakup desain sistem senjata, kualifikasi, pengujian dan evaluasi, serta evaluasi dan sertifikasi nuklir.

Setelah menyelesaikan fase engineering and manufacturing development (EMD), tim Northrop Grumman akan mulai memproduksi dan mengirimkan senjata tersebut kepada Angkatan Udara AS pada 2029.

"Bangsa kita sedang menghadapi lingkungan ancaman yang berkembang pesat. Melindungi warga kita dengan kemampuan pencegah strategis modern tidak pernah lebih kritis," ujar presiden, kepala eksekutif, dan kepala Northrop Grumman, Kathy Wardern.

“Dengan lebih dari 65 tahun kepemimpinan teknis pada setiap sistem ICBM, tim nasional kami merasa terhormat dan berkomitmen untuk melanjutkan kemitraan kami dengan Angkatan Udara AS," sambungnya.

Sebelumnya, ada dua kontraktor yang berusaha untuk mendapatkan kontrak tersebut. Selain Northrop Grumman, Boeing juga menyampaikan proposalnya untuk mengerjakan proyek ICBM.

Pengumuman juga dilakukan beberapa bulan setelah Boeing berhenti mengerjakan program karena penghentian aliran dana di bawah kontrak Pematangan Teknologi dan Pengurangan Risiko.

“Boeing kecewa dengan keputusan Angkatan Udara untuk tidak membagikan dana tambahan untuk kontrak Pematangan Teknologi dan Pengurangan Risiko (TMRR) GBSD,” ujar jurubicara Boeing, Todd Blecher.

"Tim Boeing telah memberikan nilai substansial di bawah kontrak, mencapai semua tonggak kontrak tepat waktu dan menerima umpan balik kinerja yang kuat dari Angkatan Udara," sambungnya.

Menurut pejabat eksekutif program layanan untuk sistem strategis, Brigjen. Anthony Genatempo, kontrak Northrop Grumman yang baru memberikan nilai keseluruhan terbaik bagi pejuang dan pembayar pajak.

"Program GBSD memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko teknis program dan memastikan pengiriman dengan waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan warfighter," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA