Walikota Mylinene di Pulau Lesbos, Stratos Kytelis pada Rabu pagi (9/9) mengungkap ada sekitar 12.500 orang yang tinggal di kamp Moria dan sekitarnya.
Sejak pekan terakhir, pembatasan di kamp tersebut diperketat setelah seorang pengungsi dari Somalia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
"Api menyebar di dalam dan di luar kamp, telah menghancurkannya. Ada lebih dari 12 ribu migran yang diblokir oleh polisi di jalan raya," ujarnya kepada radio swasta
Skai.
“Ini adalah situasi yang sangat sulit karena beberapa dari mereka yang berada di luar termasuk orang-orang yang positif (terkena virus corona)," sambungnya.
Sejauh ini, belum ada laporan korban yang diketahui dalam kebakaran tersebut.
Dilaporkan
Global News, kebakaran terjadi pada Selasa malam (8/9). Hingga saat ini, polisi dan petugas pemadam kebakaran belum mengonfirmasi penyebab munculnya api.
Namun laporan lokal menyebut, kebakaran muncul dari api yang sengaja dibuat sebagai aksi protes atas tindakan penguncian yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Per Selasa, otoritas kesehatan menyebut, ada 35 orang di kamp Moria yang telah terinfeksi Covid-19 dan saat ini tengah dilakukan pengujian besar-besaran di fasilitas pengungsi yang penuh sesak itu.
Memblokir para pengungsi yang hendak melarikan diri, polisi anti huru hara dikerahkan di sepanjang jalan raya yang menghubungkan kamp ke Mytilene, sekitar 5 kilometer ke selatan.
Lesbos adalah titik penyeberangan tersibuk di Eropa pada 2015-2016 untuk migrasi ilegal selama perpindahan besar-besaran pengungsi ke barat, banyak yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak dan melakukan perjalanan melalui Turki.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: