Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengamat: Reunifikasi Taliban Pakistan Mengancam Keberlangsungan Proyek Belt And Road Initiative China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 09 September 2020, 16:10 WIB
Pengamat: Reunifikasi Taliban Pakistan Mengancam Keberlangsungan Proyek Belt And Road Initiative China
Ilustrasi/Net
rmol news logo Reunifikasi kelompok-kelompok Taliban di Pakistan menjadi ancaman bagi berlangsungnya proyek Belt and Road Initiatives (BRI) China.

Tiga faksi utama Taliban Pakistan atau yang dikenal dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), yaitu Jamaat-ul-Ahrar, Hizb ul-Ahrar, dan Hakeemullah Mehsud telah bersatu kembali pada Agustus 2020.

Setelah terpecah pada 2014 karena masalah kepemimpinan, mereka mengumumkan bergabung dengan faksi Lashkar-e-Jhangvi, sebuah kelompok teror terlarang yang beroperasi di Provinsi Balochistan.

Menurut seorang peneliti kelompok jihadi di Pakistan dan Afganistan yang berbasis di Swedia, Abdul Sayed, reunifikasi tersebut terjadi ketika kelompok-kelompok itu menyadari adanya perubahan skenario politik di Afganistan. Sehingga, Taliban Afganistan tampaknya tidak dapat lagi melindungi TTP.

"Realisasi diri dari ancaman untuk kelangsungan hidupnya dalam lanskap politik yang berubah di Afghanistan, dan kemudian kemungkinan tekanan dari Taliban Afghanistan, dapat memainkan peran yang lebih signifikan di balik proses penyatuan kembali ini," jelasnya kepada Nikkei Asian Review.

Namun, seiring dengan reunifikasi tersebut, seorang pejabat keamanan yang berbasis di Islamabad mengatakan, muncul kekhawatiran mengenai keselamatan dan keamanan warga negara dan proyek China di Balochistan.

"Di berbagai daerah terpencil di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, beberapa proyek pembangunan China, terutama di bidang pembangkit listrik tenaga air dan infrastruktur, sedang berlangsung. Reunifikasi baru-baru ini oleh Taliban Pakistan telah meningkatkan kekhawatiran tentang keselamatan warga negara dan proyek China," ujarnya kepada Nikkei Asian Review.

Sayed juga mengatakan, reunifikasi TTP membuat China berada di posisi yang ketat, mengingat fakta bahwa mereka menekan Pakistan untuk menindak kelompok separatis etnis di Balochistan dan Sindh karena proyek-proyek yang terkait dengan Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), yang merupakan bagian dari BRI.

Perusahaan China di Khyber Pakhtunkhwa terlibat dalam banyak proyek infrastruktur dan energi termasuk Karakoram Highway Fase II. Stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Air Suki Kinari dan Pelabuhan Kering Havelian terletak di sepanjang jalan raya, yang berakhir di Khunjerab Pass di Gilgit-Baltistan.

China National Highway 314 juga melintasi perbatasan, menuju ke Urumqi, ibukota provinsi Xinjiang di barat laut China.

"TTP sering mengeluarkan pernyataan rinci terhadap negara China, mengutuk situasi yang dihadapi oleh Muslim China di negara mereka sendiri. Lebih penting lagi, menargetkan proyek CPEC dapat menciptakan masalah ekonomi yang parah bagi negara Pakistan. Destabilisasi itu adalah tujuan akhir dari TTP dan sekutunya para jihadis anti-negara, "kata Sayed.

Pada 2013, pemerintah China meminta Pakistan untuk melarang tiga kelompok teror yang terkait dengan al-Qaeda, yaitu Gerakan Islam Turkestan Timur, Gerakan Islam Uzbekistan, dan Serikat Jihad Islam, untuk mendirikan perlindungan di daerah tersebut.

Namun pada saat itu China tampaknya kurang mempedulikan TTP. Padahal menurut para analis, beberapa aktor transisi mendorong kelompok tersebut untuk menargetkan proyek-proyek China sebagai aksi balasan atas dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Beijing terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.

Buktiny, TTP dilaporkan telah membunuh dan menculik beberapa warga negara China di Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan.

Alhasil, Direktur Institut Pakistan untuk Studi Perdamaian (PIPS), Muhammad Amir Rana mengatakan, reunifikasi TTP menciptakan ancaman yang lebih besar bagi China.

"Reunifikasi TTP dapat menimbulkan ancaman di beberapa distrik Punjab, Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa karena kelompok teror memiliki jaringan di daerah-daerah ini," jelasnya.

Dari data PIPS, TTP dan sekutunya telah melakukan 97 serangann teror pada 2019, terutama di Khyber Pakhtunkhwa, Punjab, dan Balochistan yang menewaskan 209 orang.

Setelah TTP bersatu kembali pun, pejabat Pakistan mengatakan, sejumlah pasukan keamanan dikerahkan untuk melindungi warga Tionghoa yang berada di wilayah tersebut.

Sejak dibentuk pada 2007, TTP yang merupakan sekutu kuat al-Qaeda menjadi organisasi payung kelompok teror dan terlibat dalam beberapa serangan teror di Pakistan.

Kehadiran TTP di provinsi Khyber Pakhtunkhwa karena itu merupakan daerah suku semi-otonom yang berbatasan dengan Afghanistan.

Namun, seiring berjalannya waktu, kelompok tersebut kemudian memperluas kehadirannya di bagian lain Pakistan hingga akhirnya diserang dalam operasi militer pada 2014. Ketika itu, kelompok tersebut untuk berlindung di atas perbatasan di Afghanistan setelah struktur komando dan kendalinya hancur di daerah kesukuan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA