Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Hadapan China Dan ASEAN, Vietnam Sambut Peran AS Dalam Perdamaian Di Laut China Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 10 September 2020, 14:16 WIB
Di Hadapan China Dan ASEAN, Vietnam Sambut Peran AS Dalam Perdamaian Di Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri ASEAN atau AMM ke-53/Net
rmol news logo Vietnam tampaknya memberikan dukungan bagi Amerika Serikat (AS) untuk "berperan" dalam menjaga perdamaian di Laut China Selatan. Sementara China menganggap Washington sebagai biang dari masalah di kawasan tersebut.

Dukungan China terlihat dari pernyataan Menteri Luar Negeri Pham Binh Minh saat melakukan pertemuan virtual dengan para menlu ASEAN pada Kamis (10/9). Dalam kesempatan tersebut, Menlu China Wang Yi dan Menlu AS Mike Pompeo juga turut hadir sebagai mitra ASEAN.

"Kami menyambut baik kontribusi konstruktif dan responsif AS terhadap upaya ASEAN untuk menjaga perdamaian, stabilitas dan perkembangan di Laut China Selatan," ujar Minh seperti dikutip The Strait Times.

Sebagai Ketua ASEAN sekaligus claimant state di Laut China Selatan, Vietnam mengatakan, negara-negara Asia Tenggara terbuka untuk peluang kerja sama praktis dengan AS di kawasan.

Sehari sebelumnya, Rabu (9/9), Wang Yi mengatakan kepada para menlu ASEAN bahwa AS telah ikut campur dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan untuk kepentingan politiknya sendiri.

Wang juga menyebut AS lah yang menjadi pendorong terjadinya militerisasi di Laut China Selatan.

"AS telah menjadi faktor paling berbahaya yang merusak perdamaian di Laut China Selatan," tegas Wang.

"Perdamaian dan stabilitas adalah kepentingan strategis terbesar China di Laut China Selatan, yang juga menjadi aspirasi bersama negara-negara ASEAN," sambungnya.

Pada hari yang sama dalam pertemuan terpisah, Pompeo menyampaikan kekhawatiran AS atas tindakan China di Laut China Selatan.

Ia menegaskan bahwa AS menganggap klaim maritim China di Laut China Selatan telah melanggar hukum internasional.

Ketegangan di Laut China Selatan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir ketika AS dan China berdebat dalam segala hal mulai dari demokrasi di Hong Kong hingga keamanan data atas aplikasi populer China TikTok dan WeChat.

Pada Juli, AS secara eksplisit menolak klaim maritim China yang luas di wilayah tersebut untuk pertama kalinya, dan mengirim kapal induk ke perairan untuk melakukan latihan militer.

Situasi diperburuk ketika China menembakan rudal ke Laut China Selatan pada bulan lalu. Rudal tersebut menunjukkan kemampuan China untuk menyerang pangkalan dan kapal induk AS. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA