Maduro juga menyampaikan pengumuman dari Presiden Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Indira Alfonzo yang mengatakan bahwa lebih dari 14.400 calon akan mengikuti pemilihan pada 6 Desember, termasuk banyak partai oposisi dan kekuatan Revolusi yang telah mendaftarkan pencalonan mereka.
Mengenai beberapa manuver yang diatur oleh beberapa sektor oposisi, Maduro mengecam upaya pihak-pihak yang 'menyabotase' pemilihan parlemen. Terutama mereka yang menggunakan pandemik sebagai kambing hitam untuk menggagalkan penyelenggaraan pemilihan.
“Dengan atau tanpa pandemi Covid-19, pemilihan umum di Venezuela akan tetap ada. Saya yakin dengan semua langkah yang telah kita ambil, kita akan sampai pada situasi yang lebih baik pada Desember,†ujar Maduro, dikutip dari
News784.
Dalam sesi dengan Komisi Kepresidenan untuk Pengendalian dan Pencegahan Covid-19, Maduro mengungkapkan delapan menteri yang dilantik pada pekan lalu, enam di antaranya adalah perempuan, diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam menekan angka kasus virus corona.
Angka kasus virus corona pada Jumat (11/9) bertambah sebanyak 840 kasus baru. Membuat kekhawatiran akan krisis kesehatan di negara yang tengah menghadapi sanksi baru dari Amerika Serikat.
Pemimpin Bolivarian itu mengingatkan bahwa pemilu adalah mandat konstitusional dan menekankan bahwa negara lain telah mengadakan pemilihan pendahuluan di tengah pandemi.
Pada awal pekan lalu, Maduro menyerukan kepada rakyat Venezuela untuk memberikan suara pada pilihan mereka secara sadar.
"Di Venezuela, rakyatlah yang memutuskan. Di Venezuela, rakyatlah yang berkuasa,†ujar Maduro.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: