Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hampir Dua Bulan Terjebak Di Laut, Para Migran Diselamatkan Tanker Dan Diijinkan Mendarat Di Italia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 14 September 2020, 06:50 WIB
Hampir Dua Bulan Terjebak Di Laut, Para Migran Diselamatkan Tanker Dan Diijinkan Mendarat Di Italia
Kapal Maers Tankers selamatkan para migran/Net
rmol news logo Akhirnya Italia mengijinkan sekelompok migran yang sudah sebulan lebih berada di atas kapal tanker di lepas pantai Malta, menginjakkan kaki di Pulau Sisilia, pada Sabtu (12/9). 

Para migran diketahui telah berada di kapal yang dioperasikan oleh Maers Tankers sejak awal Agustus lalu. Sebelumnya, mereka dilarang berlabuh di Pelabuhan Pozzallo, Sisilia, oleh pemerintah Italia dengan alasan mencegah penyebaran Covid-19.

Berkat lobi dan desakan dari LSM Mediterranean, sebanyak 25 orang migran diperbolehkan menginjakan kaki di Italia dengan alasan untuk mendapat perawatanb bagi mereka yang sakit.

“Sebanyak 25 orang yang masih berada di laut akhirnya bisa mendarat turun Sabtu malam di kota Pelabuhan Pozzallo, di Sisilia, Italia selatan, karena alasan kesehatan. Itu mengakhiri ‘mimpi buruk’, kata pernyataan itu, seperti ditulis Reuters, Minggu (13/9).

LSM yang mengurusi migran, Mediterranea, melaporkan puluhan migran yang berada di kapal tanker Maersk Etienne dipindahkan ke kapal penyelamat milik Italia, Mare Jonio, pada Jumat (11/9) malam waktu setempat.

"Kebuntuan terpanjang dan paling memalukan dalam sejarah maritim Eropa telah berakhir," cuit Mediterranea setelah para migran berhasil mendarat.

Para migran yang berada di dalam kapal mengalami kondisi psiko-fisik yang serius yang membuat mereka tidak mungkin untuk tetap berada di dalam kapal yang seperti di dalam tangki bensin, kata pernyataan itu.

Kru Maersk Etienne telah menyelamatkan para migran, termasuk seorang wanita hamil, pada 4 Agustus di dekat Malta dari perahu kayu yang telah berada di laut selama berhari-hari dan tenggelam segera setelah operasi penyelamatan.

Baik pihak berwenang Malta, Italia, maupun Libya tidak mengizinkan para migran itu datang ke darat, menurut Maersk Tankers.

“Penolakan selama 40 hari ini tidak dapat ditoleransi,” kata LSM Prancis SOS Mediterranee di Twitter, menyerukan negara-negara Uni Eropa untuk memberikan solusi bagi hampir 300 migran di atas kapal yang dioperasikan oleh kelompok Open Arms Spanyol.

Selama bertahun-tahun Italia telah menjadi jalur utama ke Eropa bagi ratusan ribu pencari suaka dan migran lainnya, sementara pantai barat Libya telah menjadi titik keberangkatan utama bagi para migran Afrika yang berharap dapat mencapai Eropa.

Jumlah mulai turun karena upaya pimpinan Italia untuk mengganggu jaringan penyelundupan dan mendukung penjaga pantai Libya untuk mencegat kapal, tetapi meningkat pada tahun 2020. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA