Ledakan yang terjadi pada Senin (14/9) tersebut setidaknya telah menewaskan sembilan orang dengan 43 lainnya terluka.
Dilaporkan
Anadolu Agency, kantor gubernur provinsi Hatay saat ini tengah melakukan investigasi dan mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam serangan.
Afrin merupakan kota yang dikuasai oleh oposisi, kelompok TPG/PKK yang disebut oleh Turki sebagai teroris.
Pada 2018, melalui Operasi Cabang Zaitun, sebagian besar teroris YPG/PKK telah dibersihkan. Walau begitu, kelompok tersebut kerap melakukan serangan dari wilayah Tal Rifaat dan Manbij di Suriah dengan mengincar Jarabulus, Azaz, dan Afrin.
Menurut sumber keamanan setempat, belum diketahui penyebab serangan ledakan teror di Afrin, pihak YPG/PKK pun mengaku tidak bertanggung jawab.
Dalam lebih dari 30 tahun kampanye terornya melawan Turki, YPG/PKK telah bertanggung jawab atas kematian hampir 40ribu orang, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi anti-teror yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara untuk mencegah pembentukan koridor teror dan untuk memungkinkan pemukiman damai penduduk: Euphrates Shield (2016), Olive Branch (2018), dan Peace Spring (2019).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: