Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Iran Minta Irak Waspada Dan Tak Tergiur Dengan Tawaran Normalisasi Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 15 September 2020, 15:56 WIB
Iran Minta Irak Waspada Dan Tak Tergiur Dengan Tawaran Normalisasi Israel
Bendera Irak dan Iran/Net
rmol news logo Iran menyuarakan kecaman keras terhadap normalisasi hubungan yang dilakukan oleh Israel dengan dua negara Arab, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani memperingatkan para penguasa negara-negara Arab untuk menolak kesepakatan tersebut dan tidak mengkompromikan kepentingan dunia Islam serta perjuangan bangsa Palestina demi keinginan sementara mereka sendiri.

Berbicara saat melakukan pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Irak, Nouri Maliki, Shamkhani mengatakan, kesepakatan normalisasi dengan Israel adalah tindakan pengkhianatan dan berbahaya.

"Dunia Muslim tidak akan pernah mengizinkan rencana (untuk menyiapkan panggung bagi kehadiran Israel di wilayah tersebut) terwujud," tegasnya seperti dimuat Iran Front Page, Selasa (15/9).

Lebih lanuut, pejabat tinggi Iran tersebut mengurai, strategi AS dengan memfasilitasi kesepakatan antara dunia Arab dengan Israel merupakan upayanya untuk menciptakan perpecahan dan ketidakamanan di kawasan. Ia pun mendesak negara-negara Arab untuk bersatu dan bekerja sama melawan strategi tersebut.

Shamkhani selanjutnya mendesak rakyat dan kelompok Irak untuk tetap waspada dan bersatu melawan konspirasi musuh.

“Musuh persatuan dan kemajuan Irak berusaha untuk mengubah pemilu masa depan negara itu menjadi arena perbedaan, konflik dan akhirnya ketidakamanan,” kata Shamkhani.

Dia juga menyinggung upaya habis-habisan Washington untuk melemahkan negara-negara kawasan dan menjaga keamanan rezim Israel.

"Dengan apa yang disebut rencana 'perdamaian', rezim Israel berusaha untuk mengamankan dominasinya di wilayah antara Sungai Nil dan Efrat," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA