Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terungkap, Trump Pernah Ingin Membunuh Bashar Assad Tapi Menhan Menentangnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 16 September 2020, 06:38 WIB
Terungkap, Trump Pernah Ingin Membunuh Bashar Assad Tapi Menhan Menentangnya
Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyesali sikap James Mattis yang sempat menentangnya ketika pada 2017 lalu dia ingin ‘mengalahkan’ pemimpin Suriah Bashar Assad. Reaksi Mattis dianggap Trump terlalu berlebihan dan membuat kecewa semua Presiden AS.

Dalam wawancaranya di acara ‘Fox & Friends’ pada Selasa (15/9) Trump mengatakan, setelah peristiwa serangan kimia brutal tahun 2017 di Suriah, dia sangat ingin mengenyahkan Bashar Assad. Namun, Jim Mattis, yang saat itu menjabat sebagai menteri pertahanan, telah membuatnya kecewa. Trump mengecamnya dengan sebutan Jim sebagai jenderal yang buruk.

"Saya punya kesempatan untuk membunuhnya jika saya mau, tapi Mattis menentangnya," kata Trump, mengutip laporan The New York Time, Selasa.  "Mattis menentang sebagian besar hal itu." 

Bashar Assad bersama pasukannya berperan dalam peristiwa 4 April 2017 yang mengerikan, yaitu serangan kimia di Kota Khan Shaykhun di Provinsi Idlib Suriah yang menewaskan 89 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.

Serangan kimiawi itu dianggap yang paling mematikan dalam perang saudara Suriah sejak serangan 2013 di Ghouta.

Alih-alih membunuh Assad, Pasukan AS malah  menyerang Pangkalan Udara Shayrat dengan 59 rudal jelajah.

Setahun setelah peristiwa itu, AS bersama Prancis dan Inggris, menggunakan kapal dan pesawat untuk melakukan serangan di situs yang diyakini mendukung operasi perang kimia Suriah.

Jurnalis veteran Bob Woodward dalam bukunya ‘Fear’, mengungkapkan bahwa Trump meminta Mattis agar pasukan AS  ‘melenyapkan’ Assad. Mattis sendiri mengakui hal itu tetapi kemudian dia bersama pasukannya tidak mengindahkan permintaan Trump.

Pada 2018, Trump membantah keinginannya membunuh Assad, dan menyampaikan apa yang ditulis Woodward dalam bukunya itu adalah ‘fiksi belaka’ dan tidak pernah terjadi. Ia sama sekali tidak pernah membahas untuk melenyapkan Mattis.

Trump pun mengkritik Mattis panjang lebar pada siarannya kemarin, Selasa (16/9). Mattis mengundurkan diri pada akhir 2018 setelah Trump tiba-tiba mengumumkan bahwa dia menarik semua pasukan AS keluar dari Suriah, sebuah keputusan yang kemudian dia ubah.

"Bagi saya, dia adalah jenderal yang buruk. Dia adalah pemimpin yang buruk, dan dia tidak melakukan tugasnya terhadap ISIS," kata Trump. "Dia tidak melakukan pekerjaan di Suriah atau Irak sehubungan dengan ISIS."

Pembawa acara Fox News Brian Kilmeade menyela untuk memuji Mattis sebagai orang Amerika hebat yang melayani negaranya.

"Saya tidak mengatakan dia orang Amerika yang baik atau orang Amerika yang buruk," tampik Trump kemudian. "Saya hanya mengatakan dia tidak melakukan pekerjaan dengan baik." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA