Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Penandatanganan Kesepakatan Dua Negara Arab Dengan Israel, Trump: Kami Mengubah Sejarah, Menandai Fajar Timur Tengah Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 16 September 2020, 06:58 WIB
Penandatanganan Kesepakatan Dua Negara Arab Dengan Israel, Trump: Kami Mengubah Sejarah, Menandai Fajar Timur Tengah Baru
Penandatanganan kesepakatan UEA dan Bahrain dengan Israel/Net
rmol news logo Gedung Putih malam tadi semarak dengan kehadiran pemimpin-pemimpin dunia. Gedung itu menjadi saksi sejarah negara-negara Arab menjalin hubungan dengan Israel dalam kurun waktu 25 tahun sejak dilakukan oleh Yordania pada 1994.

Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9) waktu setempat yang difasiltasi oleh Amerika Serikat.

Israel diwakili oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, UEA diwakili Menteri Luar Negeri Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan dan Bahrain diwakili oleh Menteri Luar Negeri Abdullatif Al Zayani.

Penandatanganan yang berlangsung di South Lawn Gedung Putih berjalan penuh khidmat, di mana sebelumnya Donald Trump menyampaikan pidatonya dari atas podium lalu berfoto bersama pemimpin negara-negara Arab dengan disaksikan ratusan undangan yang hadir di halaman Gedung Putih.

Trump berbicara dengan nada riang dan berseri-seri dari balkon South Lawn. "Kami di sini sore ini untuk mengubah jalannya sejarah," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/9).

"Setelah beberapa dekade, perpecahan dan konflik, kami menandai fajar Timur Tengah baru," lanjutnya.

Trump meyakini penandatanganan 'Abraham Accords' akan mendorong negara Arab maupun kawasan Teluk lainnya mengikuti langkah UEA dan Bahrain menjalin hubungan diplomatik dengan Israel yang merupakan sekutu Amerika Serikat.

Daam kesempatan itu dia juga meyakini akan banyak negara lain yang mengikuti jejak UEA dan Bahrain.

"Setidaknya kami lima atau enam negara untuk menandatangani kesepakatan dengan Israel sesegera mungkin," ujarnya.

Normalisasi hubungan antara UEA, Bahrain dan Israel menuai kecaman dari sejumlah negara-negara Islam, termasuk Iran.

Teheran geram dengan langkah kedua negara Arab yang dianggap mengkhianati perjuangan rakyat Palestina.

Menteri Dalam Negeri Bahrain, Rashid bin Abdullah Al Khalifa mengatakan kesepakatan normalisasi dengan Israel bukanlah langkah mengkhianati perjuangan rakyat Palestina. Akan tetapi sebagai upaya Bahrain membentengi diri dari ancaman Iran.

"Ini bukan mengabaikan perjuangan Palestina, ini memperkuat keamanan warga Bahran dan stabilitas ekonomi mereka," kata Rashid. "Palestina adalah tujuan luas kami di jazirah Arab, maka dalam negeri Bahrain adalah tujuan utama kami." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA