Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Izinkan Siswanya Nobar Aksi Bunuh Diri Di Medsos, Oknum Guru Ini Langsung Dicopot Dirjen Pendidikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 17 September 2020, 14:49 WIB
Izinkan Siswanya Nobar Aksi Bunuh Diri Di Medsos, Oknum Guru Ini Langsung Dicopot Dirjen Pendidikan
Ilustrasi/Net
rmol news logo Ada-ada saja kelakuan seorang oknum guru di South West Australia Barat ini. Dia mengizinkan siswanya untuk menonton bersama video yang menayangkan aksi bunuh diri yang dilakukan seseorang di media sosial saat mereka berada di dalam kelas.

Atas tindakannya oknum guru tersebut langsung dicopot dari jabatannya.

Sekitar setengah lusin siswa di Sekolah Menengah Atas Busselton diduga telah menonton video itu Rabu lalu, meskipun orang tua dan sekolah telah diperingatkan sehari sebelumnya bahwa video seorang pria yang bunuh diri beredar di media sosial dan bisa sangat menyedihkan bagi pemirsa.

Direktur Jenderal Pendidikan Australia Barat Lisa Rodgers mengatakan pihaknya telah mengambil tindakan untuk merespon kejadian tersebut.

"Ini benar-benar tidak bisa diterima," katanya.

"Segera setelah saya mendapat laporan bahwa guru telah mengizinkan anak-anak menonton video, saya melarang guru itu untuk mengajar," lanjutnya.

Saat ini investigasi sedang dilakukan, tetapi Rodgers mengatakan dia mengerti anak-anak tersebut telah meminta kepada sang guru untuk melihat rekaman itu.

"Terlepas dari jika siswa diminta untuk melihat video, video tersebut seharusnya tidak ditampilkan."

Sementara itu, Perdana Menteri Mark McGowan mengatakan dia senang guru itu ditarik.

"Yah, jelas itu sama sekali tidak dapat diterima menunjukkan kepada anak-anak seseorang membunuh diri mereka sendiri. Saya tidak dapat memahami pola pikir itu," katanya.

Rodgers mengatakan akan segera memberikan bantuan psikologis kepada para siswa yang terlanjur menonton video tersebut.

"Ada beberapa siswa yang lebih terpengaruh daripada yang lain, dan untuk beberapa siswa kami memastikan bahwa ada dukungan psikologis yang cukup intensif," ucapnya.

Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa sebenarnya begitu banyak yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mendidik anak-anak tentang konten berbahaya di media sosial.

"Saya sebenarnya berpikir platform media sosial itu perlu mengambil tanggung jawab. Hampir setiap siswa memiliki ponsel di tangan mereka dan mereka dapat mengakses konten tersebut," jelasnya.

"Ini harus dihentikan. Kami harus menentukan apa yang dapat diunggah ke platform media sosial ini."

Mandy Shean, seorang psikolog dan dosen di Edith Cowan University, mengatakan sulit bagi orang tua dan guru untuk memantau apa yang dilihat anak-anak secara online.

"Saya pikir bagi kami untuk mengelolanya, itu hampir tidak mungkin; harus ada langkah-langkah pada level setinggi itu," katanya.

Dr Shean juga menambahkan bahwa para peneliti baru saja mulai menunjukkan dampak permanen konten media sosial yang menyedihkan terhadap anak-anak.

"Begitu mereka telah melihat ini, mereka tidak dapat menghapusnya. Ada hal-hal seperti respons stres Anda menjadi kronis, mereka mengira depresi, kecemasan, kilas balik, dan gangguan tidur," jelasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA