Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jelang Pilpres AS, Isu Pelecehan Seksual Kembali Menghampiri Donald Trump

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 17 September 2020, 21:48 WIB
Jelang Pilpres AS, Isu Pelecehan Seksual Kembali Menghampiri Donald Trump
Amy Dorris/Net
rmol news logo Isu pelecehan seksual kembali mendatangi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, di tengah upayanya untuk mengamankan masa jabatan kedua sebagai punggawa Gedung Putih pada 3 November mendatang.

Amy Dorris, seorang mantan model mengaku telah dilecehkan oleh sang presiden AS ke-45 tersebut dua dekade lalu.

Melalui sebuah wawancara eksklusif dengan The Guardian yang dirilis pada Kamis (17/9), Dorris membeberkan kembali kisah yang menurutnya menyakitkan tersebut.

Ketika itu Dorris berusia 24 tahun, sementara Trump 51 tahun. Insiden terjadi ketika Dorris dan kekasihnya, Jasson Bin yang merupakan pemilik majalah menonton turnamen tenis di New York pada 5 September 1997.

Pada saat itu, Trump menghampirinya di luar kamar mandi dan menyerangnya secara seksual di beberapa bagian tubuhnya, seperti bokong, payudara, dan punggung. Dorris bahkan mengatakan, Trump mencengkramnya hingga ia sulit melepaskan diri.

“Saya berada dalam cengkramannya, dan saya tidak bisa melepaskannya,” terang Dorris.

Melalui pengacaranya, Trump telah menyangkal tuduhan melakukan tindakan tidak pantas terhadap Dorris.

Namun wanita yang saat ini berusia 48 tahun tersebut memberikan sejumlah bukti yang mendukung kisahnya. Seperti tiket turnamen tersebut dan enam foto yang menunjukkan bahwa ia dan Trump bertemu selama beberapa hari di New York.

Selain itu, beberapa orang terdekatnya, termasuk seorang terapis yang membantu Dorris melewati kenangan buruk tersebut mengatakan hal yang serupa.

Dorris mengaku telah mempertimbangkan diri untuk berbicara mengenai insiden tersebut pada 2016, ketika beberapa wanita juga mempublikasikan tuduhan yang sama kepada Trump yang saat itu tengah melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Tetapi dia memutuskan untuk tidak melapor, sebagian karena dia pikir hal itu dapat membahayakan keluarganya.

“Sekarang saya merasa anak perempuan saya akan berusia 13 tahun dan saya ingin mereka tahu bahwa mereka tidak membiarkan siapa pun melakukan apa pun yang tidak mereka inginkan,” jelas Dorris.

“Dan saya lebih suka menjadi panutan. Saya ingin mereka melihat bahwa saya tidak tinggal diam, bahwa saya menentang seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak dapat diterima," imbuhnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA