Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Lebanon Terus Berupaya Tunaikan Janji Pada Emmanuel Macron Bentuk Kabinet Reformasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 18 September 2020, 06:29 WIB
Lebanon Terus Berupaya Tunaikan Janji Pada Emmanuel Macron Bentuk Kabinet Reformasi
Perdana Menteri Lebanon, Mustapha Adib/Net
rmol news logo Lebanon terus berupaya untuk memenuhi janjinya kepada Presiden Emmanuel Macron untuk melakukan reformasi sistem pemerintahannya.

Perdana Menteri Lebanon, Mustapha Adib, mengatakan dirinya telah memperpanjang upaya untuk mencapai kesepakatan tentang susunan kabinet darurat meskipun telah melewati tenggat waktu yang dinerikan pemerintah Prancis.

"Saya sadar sepenuhnya bahwa kita tidak memiliki kemewahan waktu," ujarnya dalam pernyataan singkat usai bertemu dengan Presiden Michel Aoun, seperti dikutip dari AFP, Kamis (17/9).

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memberi batas waktu kepada para pemain politik utama Lebanon untuk merumuskan susunan ahli yang tugasnya menangani berbagai krisis negara itu.

Namun sayang, hingga batas waktu itu tiba pemerintah Lebanon belum juga menemukan formula yang diminta Prancis, yang telah membuat kecewa Macron

“Saya mengharapkan kerja sama semua orang untuk membentuk pemerintahan yang tugasnya melaksanakan apa yang telah disepakati dengan Presiden Macron,” kata Adib.

Pemimpin Prancis, yang melakukan perjalanan ke Beirut dua kali sejak ledakan pelabuhan 4 Agustus lalu itu telah menuntut faksi Lebanon tidak menetapkan persyaratan dalam susunan pemerintah krisis.

Prancis telah memperingatkan bahwa efek gabungan dari salah satu ledakan terbesar dalam sejarah dan krisis utang kritis menimbulkan ancaman eksistensial bagi negara berusia 100 tahun itu.

Namun, dua kelompok Syiah utama dalam pengaturan pembagian kekuasaan Lebanon, bagaimanapun, telah bersikeras untuk mempertahankan kementerian keuangan, yang secara efektif memblokir upaya Adib.

Blok parlemen yang berafiliasi dengan gerakan Syiah Hizbullah, dalam sebuah pernyataan, mengatakan pihaknya dengan tegas menolak setiap upaya untuk memaksakan nama atau memblokir nama untuk portofolio kabinet apa pun, terutama kementerian keuangan.

Menurut pejabat politik, perdana menteri muda itu telah mendorong kabinet yang lebih ketat yang terdiri dari 14 menteri, sementara aliansi dominan di parlemen menginginkan 24 menteri.

Media Lebanon telah menganalisis kemungkinan bahwa dia akan menyerah jika tenggat waktu Prancis tidak dipenuhi, tetapi Adib tampaknya siap untuk melanjutkan usahanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA