Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Noam Chomsky: Donald Trump Cs Meningkatkan Ancaman Paling Berbahaya Di Dunia Saat Ini

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 18 September 2020, 09:46 WIB
Noam Chomsky: Donald Trump Cs Meningkatkan Ancaman Paling Berbahaya Di Dunia Saat Ini
Noam Chomsky/Net
rmol news logo Seorang filsuf, ahli bahasa, sejarawan, sekaligus aktivis, Noam Chomsky memperingatkan bahwa saat ini dunia dalam kondisi yang paling berbahaya dengan ancaman iklim, perang nuklir dan meningkatnya otoriterisme.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan New Statesman yang dirilis pada Kamis (17/9), Chomsky yang saat ini berusia 91 tahun mengatakan, kondisi saat ini jauh lebih berbahaya daripada tahun 1930-an.

"Saya sudah cukup dewasa untuk mengingat, dengan sangat jelas, ancaman Nazisme dapat mengambil alih sebagian besar Eurasia. Tetapi, bahkan saat itu yang sudah cukup mengerikan, tidak seperti akhir dari kehidupan manusia yang terorganisir di Bumi. Itu lah yang kita hadapi (saat ini)," terangnya.

Chomsky mengatakan, saat ini umat manusia dihadapkan pada krisis yang sangat parah, bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Saat ini dunia dihadapkan pada meningkatnya ancaman perang nuklir yang bahkan mungkin, menurutnya, lebih parah dari Perang Dingin. Selain itu, muncul peningkatan ancaman bencana lingkungan dan kemerosotan tajam demokrasi.

Dalam hal ini, Chomsky dengan bahasa satire-nya "memuji" Presiden AS Donald Trump yang berhasil meningkatkan ancaman-ancaman tersebut.

"(Donald Trump) telah mencapai sesuatu yang cukup mengesankan. Dia berhasil meningkatkan ancaman dari ketiga bahaya tersebut," ujarnya.

Dalam hal perang nuklir, ia katakan, Trump telah meningkatkan pengembangan senjata baru berbahaya yang memicu tindakan sama dari negara lain.

“Mengenai bencana lingkungan, dia meningkatkan upayanya untuk memaksimalkan penggunaan bahan bakar fosil dan untuk menghentikan peraturan yang agak mengurangi efek dari bencana yang akan datang jika kita melanjutkannya saat ini," paparnya.

“Tentang kemerosotan demokrasi, itu menjadi lelucon. Cabang eksekutif pemerintah (AS) telah sepenuhnya dibersihkan dari suara pembangkang. Sekarang tinggal sekelompok penjilat," tambahnya.

Selain Trump, Chomsky juga mengungkap tokoh-tokoh reaksioner baru yang terdiri dari Brasil, India, Inggris, Mesir, Israel, dan Hongaria. Di mana ia menggambarkan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro sebagai "miniatur" Trump.

"(Abdel al-) Sisi Mesir adalah kediktatoran terburuk yang pernah dimiliki Mesir. Israel telah bergerak sangat jauh ke kanan sehingga Anda membutuhkan teleskop untuk melihatnya, ini tentang satu-satunya negara di dunia di mana orang-orang muda bahkan lebih reaksioner daripada orang dewasa," sambungnya.

Di India, ia jelaskan, Perdana Menteri Narendra Modi tengah menghancurkan demokrasi sekuler dengan menekan populasi Muslim.

Di Inggris ada Boris Johnson yang melanggar hukum internasional. Di Hongaria, ada Viktor Orban yang menciptakan proto-fasis. Matteo Salvini di Italia pun memperlihatkan dirinya ketika hanya menendang para pengungsi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA