Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keluarga Korban Virus Corona Wuhan Bersedih, China Tolak Tuntutan Hukum Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 18 September 2020, 14:14 WIB
Keluarga Korban Virus Corona Wuhan Bersedih, China Tolak Tuntutan Hukum Covid-19
Pengujian terhadap penduduk Kota Wuhan dilakukan di berbagai tempat/Net
rmol news logo Pandemik Covid-19 yang menimpa dunia menjadi mimpi buruk bagi semua warga yang kehilangan sanak keluarganya. Zhong Hanneng, seorang pensiunan warga Wuhan, China, hingga saat ini tidak bisa melupakan bagaimana dia harus kehilangan putranya ketika virus itu merenggut buah hatinya pada Februari lalu.

Sama seperti warga lainnya, Zhong pun menggugat pemerintah setempat. Dia bersama warga lainnya yang kehilangan buah hati, keluarga, sanak saudara, mengajukan gugatan, menyalahkan pemerintah atas pandemik Covid-19.

Kesedihan Zhong dan warga lainnya bertambah manakala gugatan hukum mereka tiba-tiba ditolak. Menurut orang-orang yang terlibat dalam pengajuan gugatan, puluhan orang lainnya menghadapi tekanan dari pihak berwenang agar tidak mengajukan gugatan ke pemerintah. Para pengacara juga diperingatkan agar tidak membantu mereka.

Keluarga Zhong menuduh pemerintah kota Wuhan dan provinsi Hubei menyembunyikan wabah ketika pertama kali muncul di sana akhir tahun lalu, tiak segera memberikan tanggapan cepat dan respon yang terbaik.

"Mereka mengatakan epidemi adalah bencana alam. Tapi akibat serius ini adalah ulah manusia, dan Anda perlu menemukan siapa yang harus disalahkan," kata Zhong, yang berusia 67.

"Keluarga kami hancur. Saya tidak akan pernah bisa bahagia lagi," katanya lagi, seperti dikutip AFP, Jumat (18/9)

Zhong dan warga lainnya, lewat pengacara mereka mengajukan lima tuntutan hukum ke Pengadilan Menengah Wuhan. 

Di antaranya mereka masing-masing menuntut sekitar dua juta yuan, sekitar 295.000 dolar AS sebagai ganti rugi dan permintaan maaf publik.

Pengadilan telah menolak gugatan atas dasar prosedural yang tidak ditentukan, kata Yang Zhanqing, seorang aktivis veteran China yang sekarang berada di AS.

Yang, yang mengoordinasikan dua lusin pengacara di China yang diam-diam menasihati keluarga, mengatakan penolakan tersebut datang melalui panggilan telepon singkat -bukan melalui penjelasan tertulis resmi, seperti yang diwajibkan secara hukum- tampaknya untuk menghindari jejak kertas.

Menurut Zhong, pada akhir Januari, penularan virus corona menyebar dengan cepat di Wuhan, tetapi para pejabat masih belum mengeluarkan peringatan di seluruh kota. Mereka seolah menutupi wabah itu.

Dengan semakin dekatnya festival Tahun Baru Imlek, Zhong dan putranya Peng Yi�"seorang guru sekolah dasar berusia 39 tahun�"dengan senang hati berbelanja di toko-toko yang penuh sesak. Jutaan orang lainnya meninggalkan Wuhan untuk liburan, dan itu telah membawa infeksi global. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA