Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Agen Mata-mata Mossad Beri Sinyal, Arab Saudi Segera Merapat Lakukan Normalisasi Dengan Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 18 September 2020, 16:43 WIB
Agen Mata-mata Mossad Beri Sinyal, Arab Saudi Segera Merapat Lakukan Normalisasi Dengan Israel
Kepala Mossad, Yossi Cohen/Net
rmol news logo Ketika UEA dan Bahrain menyatakan kesepakatan normalisasi dengan Israel, banyak yang mempetanyakan apakah ada kemungkinan Arab Saudi mengikuti langkah kedua negara itu. Kepala agen mata-mata Israel Mossad rupanya bersedia membocorkan kemungkinan tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 yang disiarkan Rabu malam, Kepala Mossad Yossi Cohen mengindikasikan bahwa Arab Saudi dapat sejalan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Apakah itu berarti ia sudah melakukan tatap muka dengan pihak Kerajaan Arab sehingga mengutarakan kemungkinan itu? Cohen menolak untuk berkomentar.

"Saya memilih untuk tidak berkomentar," katanya sambil tersenyum ketika pertanyaan diarahkan kepada pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS), seperti dikutip Time of Israel, Jumat (18/9).

Sementara beberapa media mengutip bahwa Cohen bepergian ke negara-negara Teluk untuk perjalanan rahasia selama beberapa tahun terakhir ini. Dia sedang membangun hubungan klandestin yang lebih dekat dengan negara-negara Arab.

Diketahui, Cohen dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Bahkan ia adalah utusan rahasia Israel untuk negara-negara Teluk.

Dia adalah salah satu dari sedikit pejabat Israel yang menemani Netanyahu ke upacara penandatanganan perjanjian baru-baru ini untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain pada hari Selasa di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS).

Cohen mengatakan langkah untuk meresmikan hubungan normalisasi dengan UEA da Bahrain, juga beberapa negara Arab lainnya dicapai melalui upaya  bertahun-tahun menjalin pendekatan dan komunikasi yang sangat hati-hati.

"Anda harus membangun sistem saling percaya antara kami dan mereka... kepercayaan, bahwa kami di sini untuk mereka dan mereka di sini untuk kami, bersama-sama melawan semua ancaman ini," katanya.

Dia menegaskan bahwa kekhawatiran di kawasan Timur Tengah terhadap Iran memainkan peran utama dalam jeda negara-negara Teluk yang tidak mengakui Israel selama beberapa dekade. Sikap negara-negara Teluk itu sebagai pembelaan mereka pada Palestina yang berkonflik dengan rezim Zionis. Konflik itu belum terselesaikan hingga saat ini

"Perjanjian yang ditandatangani Israel secara terpisah dengan Bahrain dan UEA adalah perubahan strategis dalam perang melawan Iran," kata Cohen.

Cohen menambahkan bahwa dia yakin negara-negara Teluk memutuskan untuk mengesampingkan masalah Palestina demi hubungan terbuka dengan Israel.
"Karena setiap negara perlu memilih kepentingan langsung versus kepentingan jangka panjang, dan di sini saya percaya bahwa Bahrain dan Uni Emirat Arab telah memilih kepentingan jangka panjang mereka," katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump telah mengindikasikan beberapa negara lainya akan segera menyusul sejalan untuk membangun hubungan terbuka dalam waktu dekat.

Ditanya apakah kekuatan regional utama Arab Saudi dapat bergerak untuk melakukannya di masa mendatang, Cohen menjawab: "Saya yakin itu bisa terjadi."

Dan saat ditanya apakah dia telah bertemu dengan pemimpin de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dia tersenyum dan berkata, "Saya tidak ingin berkomentar tentang hal itu."

Sementara Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa dia mengharapkan Arab Saudi segera menyusul untuk menormalkan hubungan dengan Israel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA