Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump: Timur Tengah Sedang Berbenah, Kuwait Akan Menyusul Normalisasi Dengan Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 19 September 2020, 14:27 WIB
Trump: Timur Tengah Sedang Berbenah, Kuwait Akan Menyusul Normalisasi Dengan Israel
Donald Trump menuntun reannya dari KUwait Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah/Net
rmol news logo Kuwait akan segera menyusl UEA dan Bahrain untuk melakukan hubungan diplomasinya dengan Israel. Presiden Donald Trump menyampaikan hal itu dalam pidato hariannya, menegaskan lagi dugaannya bahwa akan ada tujuh negara yang bersiap 'akur' dengan Israel.

"Orang Kuwait sangat senang bahwa kami menandatangani dua negara pertama dan saya pikir mereka akan segera menjadi bagian darinya," kata Trump pada konferensi pers Gedung Putih usai pertemuannya dengan Sheikh Sabah Al Ahmad dari Kuwait.

Pada Jumat (18/9) Trump menganugerahkan Legion of Merit, Gelar Panglima Tertinggi AS, kepada Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah.

Gedung Putih mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya penghargaan diberikan sejak tahun 1991.

Emir yang berusia 91 tahun itu tiba di Amerika Serikat pada Juli untuk menyelesaikan perawatan medis. Putra tertua emir, Sheikh Nasser Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, menerima penghargaan atas nama ayahnya pada upacara pribadi dengan Trump pada hari Jumat, dikutip dari Reuters.

Kembali kepada negara-negara Arab yang akan melakukan normalisasi, Trump senang dengan kabar yang telah didengarnya.

"Saya punya, menurut saya, tujuh atau delapan negara yang ingin menjadi bagian darinya," kata Trump. “Tidak ada yang mengira ini akan terjadi dan tidak hanya terjadi, itu terjadi dengan mudah.”

Trump mengatakan hari ini dia menerima panggian telepon dari negara yang akan menyusul normalisasi, dan dia mengatakan akan segera membahasnya kemudian mewujudkannya.

"Saya mendapat dua telepon pagi ini dengan negara-negara yang ingin memastikan, 'Kapan kita bisa mencapai kesepakatan?'. Jadi, bukannya kita memberi mereka apa pun. Mereka menginginkan keamanan, mereka menginginkan perdamaian, dan mereka benar-benar lelah berperang,” kata Trump.

Dia mengakui bahwa dia hanya membahas masalah ini "sangat singkat" dengan syekh Kuwait yang berkunjung sebelum menambahkan bahwa "semuanya sekarang menjadi teka-teki indah yang datang bersama-sama dengan baik. Timur Tengah sedang berbenah dengan semua yang terjadi," kata Trump.

Bulan lalu, pejabat senior Kuwait yang tidak disebutkan namanya menolak kemungkinan menormalkan hubungan dengan Israel, mengatakan kepada surat kabar lokal al-Qabas bahwa meskipun ada hubungan yang menghangat antara negara-negara Teluk dan Yerusalem, mereka tidak tertarik untuk mengubah kebijakan regionalnya yang sudah berlangsung lama.

Menteri luar negeri UEA dan Bahrain menandatangani apa yang disebut Persetujuan Abraham dalam upacara Gedung Putih dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Selasa. Satu-satunya negara Arab yang sebelumnya memiliki hubungan resmi dengan Israel adalah Mesir dan Yordania.

Perjanjian tersebut tidak membahas konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Sementara UEA, Bahrain dan negara-negara Arab lainnya mendukung Palestina, pemerintahan Trump telah membujuk kedua negara untuk tidak membiarkan konflik itu membuat mereka tidak memiliki hubungan normal dengan Israel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA