Puluhan Orang Hong Kong Mengirimkan Kartu Pos Untuk Keluarganya Yang Ditahan China

Ke-12 orang warga Hong Kong itu ditangkap pada 23 Agustus karena masuk secara ilegal ke perairan China daratan setelah berangkat dari Hong Kong dengan kapal menuju Taiwan.

Namun, ke-12 itu dicurigai akan melakukan kejahatan di Hong Kong terkait dengan protes anti-pemerintah yang meletus tahun lalu. Sepuluh orang telah didakwa, dibebaskan dengan jaminan, tetapi tidak diizinkan meninggalkan Hong Kong. Semuanya kini ditahan di negara tetangga Shenzhen, mengutip Reuter, Sabtu (19/9).

Para aktivis pun mendirikan stan di dua distrik untuk mengumpulkan kartu pos, dan meminta orang-orang yang lewat untuk ikut berpartisipasi.

"Agen keamanan akan melihat kartu pos ini, tapi saya tidak peduli," ujar salah seorang di antara para aktiivis.

“Melihat ibu mereka menangis dalam konferensi pers mereka, saya merasa patah hati dan sedih,” katanya kemudian.

Kerabat dari beberapa tahanan mengadakan konferensi pers pada hari Sabtu untuk menuntut kepulangan mereka yang mendesak dan memohon agar mereka diizinkan menelepon ke rumah dan berkonsultasi dengan pengacara yang ditunjuk oleh keluarga dan bukan pemerintah China.

Saat dia menulis pesannya, mahasiswa Raymond Cho, 19, mengatakan dia merasa bertanggung jawab untuk memberi tahu mereka “bahwa masih banyak dari kita yang peduli pada mereka”.

Sepuluh dari tahanan telah didakwa dengan pelanggaran seperti pembuatan bahan peledak, pembakaran, kerusuhan atau penyerangan polisi.

Seorang lainnya diduga berkolusi dengan pasukan asing berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing di Hong Kong pada bulan Juni.

Tidak jelas apakah pihak berwenang akan mengizinkan kartu pos sampai ke tangan para tahanan.

Tahun ini, festival pertengahan Musim Gugur, perayaan panen bulan purnama di seluruh Asia, jatuh pada 1 Oktober, yang merupakan hari nasional China.