Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bandingkan Orang Yahudi Dan Arab Untuk Bela Normalisasi UEA-Israel, Kepala Polisi Dubai Diserang Netizen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 20 September 2020, 08:16 WIB
Bandingkan Orang Yahudi Dan Arab Untuk Bela Normalisasi UEA-Israel, Kepala Polisi Dubai Diserang Netizen
Wakil kepala polisi Dubai, Dhahi Khalfan/Net
rmol news logo Seorang pejabat tinggi Kepolisian Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) memicu kontroversi di dunia maya setelah mengunggah komentarnya terkait normalisasi hubungan antara negaranya dan Israel.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Wakil kepala polisi Dubai, Dhahi Khalfan memicu skandal besar setelah mengunggah cuitan dalam akun Twitter-nya, seperti yang dimuat Sputnik.

Ia mengatakan, normalisasi hubungan antara UEA dan Israel berlandaskan perdamaian dan bukan berusaha untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

"Kami sudah berkembang sebelum perdamaian (dengan Israel). Damai dengan negara yang dihormati seperti Israel melayani kawasan," cuitnya.

Terkenal blak-blakan dan kerap membuat komentar kontroversial, Khalfan mengatakan orang Yahudi lebih baik daripada orang Arab dalam bidang sains, keuangan, dan politik.

"Orang Yahudi tidak memiliki masalah apa pun kecuali mereka pelit dan sangat menyukai uang," kata Khalfan.

"Tapi kritik kami terhadap orang Yahudi tidak ada artinya, dan ketakutan kami akan ekspansi Israel tidak bisa dibenarkan," lanjutnya.

"Jika sembilan juta orang Yahudi lebih baik dari 400 juta orang Arab dalam hal kemampuan ilmiah, keuangan, dan politik, masalahnya ada pada kita dan bukan pada orang Yahudi. Mengapa kita selalu menyalahkan yang lain?" tanyanya.

Lebih lanjut, Khalfan menambahkan, orang Arab harus belajar dari "sepupu mereka" dalam seni kecanggihan.

Tak ayal cuitan Khalfan tersebut memancing tanggapan. Beberapa pengikutnya setuju dengan sentimen Khalfan karena pertikaian Arab atau masalah Israel-Palestina bukanlah masalah UEA.

"Diagnosis akurat. Tentu saja ketakutan kami akan ekspansi Israel tidak bisa dibenarkan. Kami bukan Palestina. Palestina pada dasarnya bukanlah negara berdaulat. Ia tidak memiliki mata uang, tidak ada tentara, polisi, presiden atau menteri," balas seorang pengguna.

Sementara itu, beberapa lainnya mengecam Khalfan dan memintanya untuk menyimpan pendapat tersebut untuk dirinya sendiri. Beberapa lainnya bahkan marah dan mengatakan, Israel yang menolak untuk berdamai dengan Palestina.

"Mereka adalah penjajah tanah kami dan Anda ingin kami tidak menyalahkan mereka?!" balas pengguna tersebut.

Di sisi lain, ada juga pengguna yang mempersoalkan kemampuan ilmiah Israel sembari menyebut banyak ulama Arab hebat yang berkontribusi dalam pengetahuan umat manusia.

UEA sendiri telah sepakat melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada 13 Agustus. Sebulan selanjutnya, 11 September, Bahrain mengikuti jejak Dubai.

Hingga pada Selasa (15/9), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed, dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani bergabung dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, melakukan upacara penandatanganan perjanjian damai secara resmi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA