Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Polisi Australia Berhasil Selamatkan Pelajar Asal China Dari Aksi Penculikan Virtual

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 21 September 2020, 17:09 WIB
Polisi Australia Berhasil Selamatkan Pelajar Asal China Dari Aksi Penculikan Virtual
Ilustrasi Polisi Australia/Net
rmol news logo Polisi Australia berhasil menemukan seorang pelajar internasional asal China yang diduga menjadi sasaran aksi 'penculikan virtual' di Sydney awal bulan ini.

Polisi mengatakan pelajar perempuan berusia 18 tahun itu dilaporkan hilang pada Selasa (8/9) lalu setelah video dan gambarnya dikirim ke keluarganya di China melalui aplikasi WeChat.

Video tersebut diikuti dengan permintaan uang oleh seseorang yang mengaku sebagai Polisi China, untuk memastikan anak perempuan tersebut kembali dengan selamat. Seseorang itu  telah berhasil menipu keluarga si pelajar lebih dari 200 ribu dolar AS.

Menanggapi kasus itu polisi kemudian membentuk pasukan khusus setelah melakukan penyelidikan ekstensif yang melibatkan Polisi Federal Australia dan otoritas China. Beruntung anak perempuan itu ditemukan dalam keadaan aman dan sehat di Pyrmont pada Selasa (15/9) waktu setempat.

Dalam penyelidikannya, Detektif mendatangi sebuah unit di Chatswood, di Lower North Shore Sydney,  yang menjadi tempat kejadian perkara beberapa waktu setelah penyelidikan berlangsung.

Saat kasus 'penculikan virtual' ini telah masuk dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

Dikabarkan polisi saat ini tengah menginterogasi seorang pria berusia 22 tahun terkait kasus tersebut.

Kepala Detektif Polisi NSW, Darren Bennett mengatakan pria itu, yang merupakan mahasiswa hukum, mengira dia membantu pihak berwenang China tetapi juga telah ditipu dalam aksi penipuan itu.

"Dia dihubungi, dan dipercaya untuk membantu apa yang dia pikir adalah otoritas China untuk menjaga saksi yang dilindungi di Sydney," kata Bennett, seperti dikutip dari 9News, Senin (21/9).

"Itu tidak benar, itu tidak benar, itu bukan otoritas China, itu scam. Sungguh sulit dipercaya apa yang terjadi," kata Detektif Bennett.

Gadis itu awalnya tidak menyadari bahwa dia sedang ditipu sampai polisi memberi tahunya.

Dia juga memperingatkan bahwa penipuan 'penculikan virtual' terus menargetkan pelajar China yang belajar di Australia, dan juga orang-orang di seluruh dunia.

"Dalam insiden ini, polisi telah diberitahu bahwa kontak awal dilakukan pada Juli tahun ini setelah wanita itu menerima email dari orang yang mengaku sebagai Polisi China dan mengklaim bahwa data pribadinya telah digunakan secara ilegal pada paket yang dicegat di luar negeri," kata Bennett. .

"Sejak saat itu, lebih dari 213 ribu dolar AS telah ditransfer ke rekening luar negeri menyusul permintaan uang - yang tampaknya telah berkembang menjadi penculikan virtual."

Dia mengatakan para penipu yang terlibat dalam 'penculikan virtual' ini terus menyesuaikan skrip dan metodologi mereka yang dirancang untuk memanfaatkan kepercayaan orang pada pihak berwenang.

"Dalam salah satu gambar yang dikirim ke anggota keluarga, orang lain terlihat di ruangan itu," kata Bennett.

"Polisi terus menyelidiki peran pria ini dalam insiden itu, atau apakah orang tersebut juga korban penipuan serupa," lanjutnya.

Bennett mengingatkan publik bahwa tidak ada orang yang mengaku berasal dari otoritas China seperti polisi, kejaksaan atau pengadilan akan menghubungi siswa melalui ponsel mereka dan meminta uang dibayarkan.

"Saran bagi siapa saja yang menerima telepon yang melibatkan permintaan uang di bawah ancaman kekerasan adalah untuk menutup telepon, hubungi Konsulat China di Sydney untuk memverifikasi klaim tersebut dan melaporkan masalah tersebut ke Polisi NSW," katanya. rmol news logo article