Vilan mengatakan, Israel telah mengakui kemerdekaan Kosovo pada 4 September, pada saat penandatanganan normalisasi di Gedung Putih.
"Perdana Menteri kami (Benjamin Netanyahu) menyambut baik pengakuan timbal balik antara Israel dan Kosovo," tekan Vilan kepada
N1 TV, Senin (21/9), ketika diminta memberikan komentar apakah pengakuan Israel atas Kosovo akan mempengaruhi hubungan antara Yerusalem dan Beograd.
"Israel adalah negara berdaulat dan itu adalah keputusan kami. Perjanjian ditandatangani, itu bukan sesuatu yang saya atau (Presiden Alexandar Vucic akan ubah. Kami harus bekerja untuk meningkatkan hubungan, dan tidak terlalu banyak berurusan dengan sesuatu yang telah dilakukan dua setengah tahun lalu. berminggu-minggu di Washington," kata Vilan.
Keputusan untuk (Serbia) menjadi negara Eropa pertama yang memindahkan kedutaan ke Yerusalem -itu seharusnya tidak menjadi berita, menurut Vilan. Setiap negara mengharapkan memiliki kedutaan di ibu kota. Kesepakatan itu adalah hal yang baik dan penting dan itu sangat berarti, menurutnya.
Dia menambahkan bahwa dia mengetahui tentang keputusan untuk memindahkan kedutaan Serbia pada pagi hari tanggal 4 September.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan Israel sekarang, mengingat Beograd mungkin memiliki konsekuensi internasional karena tindakan itu. Vilan secara becanda berkata, "Saya akan mengatakan bahwa kita perlu memindahkan kedutaan ke Beograd, tapi kan kita sudah berada di Beograd."
Vilan berkata, dia bertemu dengan mitranya dari Palestina di Beograd, Mohamed Nabhan, yang sebelumnya menyatakan harapan bahwa Serbia tidak akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Villan mengatakan bahwa itu adalah 'pertemuan itu membeikan pencerahan'.
"Yerusalem adalah ibu kota Israel. Sekarang kami dapat berbicara tentang bagian mana dari Yerusalem, ya semua bagian itu sudah menjadi ibukota."
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: