Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ratusan Paus Terdampar Di Pesisir Pulau Tasmania, 80 Di Antaranya Mati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 22 September 2020, 10:25 WIB
Ratusan Paus Terdampar Di Pesisir Pulau Tasmania, 80 Di Antaranya Mati
Para paus yang terdampar/Net
rmol news logo Sebuah operasi penyelamatan mulai dilakukan terhadap ratusan paus yang terdampar di pesisir pulau Tasmania yang terpencil di Australia bagian selatan.

Proses penyelamatan yang dimulai pada Selasa (22/9) dilakukan setelah sekitar sepertiga paus-paus diketahui mati. Sejauh ini ada 90 paus yang mati dan 180 lainnya masih terdampar.

Para ilmuwan mengatakan dua kelompok besar paus pilot bersirip panjang terjebak di Pelabuhan Macquarie, pantai barat Tasmania yang berbatu dan jarang penduduknya.

Dari gambar tempat kejadian terlihat perairan dangkal yang pekat dengan sejumlah mamalia besar berwarna hitam licin.

Ahli biologi kelautan pemerintah, Kris Carlyon mengatakan sekitar sepertiga dari paus itu mati pada Senin malam (21/9), seperti dikutip AFP.

Meskipun paus massal terdampar relatif sering terjadi di Tasmania, namun paus dengan jumlah begitu banyak belum pernah terlihat selama lebih dari satu dekade terakhir.

Proses penyelamatan diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari. Pasalnya, paus-paus tersebut hanya dapat diakses dengan perahu, membatasi jumlah penyelamat yang dapat menjangkau mereka.

Totalnya ada sekitar 60 orang yang terlibat dalam operasi penyelamatan, termasuk relawan dan pekerja budidaya ikan setempat.

Selain sulit untuk menjangkau paus, para relawan juga harus berjuang melawan dingin, kondisi basah, serta pasang surut yang tidak biasa di pelabuhan.

"Dalam hal terdamparnya paus massal di Tasmania, ini adalah yang paling sulit," kata Carlyon.

Carlyon mengatakan banyak paus yang sebagian tenggelam harus dapat bertahan hidup selama beberapa hari yang akan membutuhkan timnya untuk menyelesaikan tugas tersebut, sebagian karena cuaca buruk.

"Ini sangat buruk bagi orang-orang di darat, tetapi sejauh yang ideal bagi paus, itu membuat mereka tetap basah, itu membuat mereka tetap dingin," katanya.

Selain itu, begitu paus dikembalikan ke air, kata Carlyon, tantangan terbesar adalah menggiring makhluk itu keluar dari pelabuhan yang penuh pasir dan kembali ke laut terbuka.

Para ilmuwan mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan para paus tersebut terdampar. Namun kemungkinan mereka keluar jalur setelah makan di dekat garis pantai atau mengikuti satu atau dua paus yang tersesat.

Carlyon mengatakan penyelamat masih harus "memilih" paus, dengan memprioritaskan paus yang paling sehat dan paling mudah dijangkau.

Sebanyak 30 paus ditemukan mati di pantai terdekat pada Senin, sementara sekitar 60 paus lainnya diyakini telah mati di pasir. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA