Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Joe Biden: Virus Corona Terlalu Besar Bagi Trump, Orang Amerika Harus Bayar Harga Terburuk

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 23 September 2020, 06:46 WIB
Joe Biden: Virus Corona Terlalu Besar Bagi Trump, Orang Amerika Harus Bayar Harga Terburuk
Calon Presiden AS, Joe Biden/Net
rmol news logo Calon presiden dari partai Demokrat, Joe Biden, kembali mengeluarkan kritiknya terhadap Presiden AS Donald Trump terkait tanggapannya terhadap pandemik Covid-19.

Biden menyebut Trump mengalami kepanikan dalam menghadapi pandemik yang saat ini membuat Amerika menjadi pemimpin dalam hitungan global kasus Covid-19.

"Virus itu terlalu besar baginya," katanya, saat berkunjung ke negara bagian Wisconsin.

Mengenakan masker saat berbicara -tidak seperti Trump di Ohio- Biden merenungkan tonggak suram yang mendekati AS, yakni 200 ribu kematian akibat virus corona.

Sejauh ini AS adalah pemimpin dunia dalam jumlah kasus infeksi dan kematian yang dikonfirmasi.

Kematian rata-rata terjadi lebih dari 770 per hari, dan University of Washington memperkirakan jumlah keseluruhan akan berlipat ganda menjadi 400 ribu pada akhir tahun ketika sekolah dan perguruan tinggi dibuka kembali dan cuaca dingin mulai datang.

"Dia tidak sanggup melakukannya," kata Biden, seperti dikutip dari 9News, Selasa (22/9).

"Dia membeku. Dia gagal bertindak. Dia panik. Dan orang Amerika membayar harga terburuk dari negara mana pun di dunia," tambahnya.

Biden mengatakan bahwa semua orang dapat mencegah kematian karena Covid-19 hanya dengan langkah sederhana, yakni memakai masker. Namun alih-alih menyarankannya, Trump secara pribadi malah lebih sering mengabaikan hal itu.

"Kita diberi tahu bahwa kita dapat menyelamatkan nyawa hanya dengan mengambil langkah sederhana, memakai masker, dan tetap saja Presiden menolak," ungkap Biden.

Ia menyinggung beberapa penampilan Trump yang seringkali tak memakai masker saat melakukan pertemuan dengan banyak orang, bahkan yang terjadi di dalam ruangan.

"Faktanya, kita melihatnya mengadakan rapat umum di dalam ruangan dengan ribuan orang, banyak dari mereka tidak memakai topeng, meskipun ada bukti yang jelas bahwa mereka membahayakan nyawa setiap orang."

Di seluruh dunia, virus ini telah menginfeksi lebih dari 31 juta orang dan membunuh lebih dari 960 ribu orang.

AS memiliki kurang dari 5 persen populasi dunia tetapi lebih dari 20 persen kematian yang telah dilaporkan di negara adidaya itu.

Sementara itu, Trump, ketika ditanyai tentang penanganannya terhadap pandemik oleh seorang reporter, memberi dirinya nilai A-plus dan mengatakan bahwa pemerintahannya telah melakukan 'pekerjaan yang fenomenal'.

"Rencana saya akan membasmi virus," kata Trump seraya menyerang balik lawannya yang dianggapnya tidak memiliki kemampuan.

"Biden juga memiliki rencana itu, dan dia akan menyerah pada virus seperti dia menyerah ke China," lanjut Trump.

Trump mengatakan Biden akan menyerah pada China seperti dia menyerah pada Kamala Haris, yang dianggapnya berasal dari kaum radikal kiri.

Terakhir kali Trump mengejek peluang Biden untuk menang, dengan mengatakan: "Kami tidak akan pernah melihatnya lagi jika dia kalah."

Pernyataan itu bahkan telah dibuat meme oleh Partai Demokrat dan telah dilihat sebanyak 16 juta kali di Twitter.

Biden, dengan pundi-pundi kampanyenya yang lebih besar daripada Trump, sedang merencanakan serangkaian iklan TV.

Dia baru saja merilis dua iklan baru yang ditujukan untuk komunitas Afrika-Amerika, khususnya di Georgia, salah satunya menampilkan pria kulit hitam di tempat pangkas rambut yang berbicara tentang pemilihan bersejarah Harris sebagai calon wakil presiden.

Iklan itu menampilkan slogan 'Ya, dia bisa' -referensi yang dibuat untuk kampanye sukses Presiden Barack Obama: 'Ya, kami bisa'. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA