Demikian seruan yang diajukan oleh Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa sebagai Ketua Uni Afrika dalam pidato virtualnya di Sidang Majelis Umum PBB ke-75 pada Selasa (22/9).
"Hanya melalui Dewan Keamanan PBB yang direformasi dan inklusif kita akan dapat secara kolektif menyelesaikan beberapa konflik dunia yang paling berkepanjangan," ujarnya, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Dengan total 15 anggota, Dewan Keamanan PBB memiliki lima negara anggota permanen, di antaranya adalah Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, dan China.
Afrika Selatan sendiri saat ini menjalani tahun keduanya sebagai salah satu dari 10 anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
“Pada peringatan 75 tahun PBB, kami mengulangi seruan kami untuk perwakilan yang lebih besar dari negara-negara Afrika di Dewan Keamanan, dan ini akan ditangani dengan urgensi di Negosiasi Antar Pemerintah," terangnya.
Dalam pidatonya, Ramaphosa juga menuntut PBB untuk mengakhiri prasangka dan intoleransi dalam segala bentuk di seluruh dunia.
“Ketidakadilan di mana pun merupakan ancaman bagi keadilan di mana-mana,†katanya, mengutip ikon hak-hak sipil AS Martin Luther King Jr.
Ia juga menyatakan dukungannya atas kemerdekaan negara Palestina dan seruan pencabutan embargo ekonomi atas Kuba.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: