Berbicara dalam pidato virtual Sidang Umum PBB, Selasa (22/9) malam, Rouhani menekankan AS tidak punya pilihan selain mengikuti tuntutan Iran.
"Kami bukan alat tawar-menawar dalam pemilihan umum AS dan kebijakan domestik," kata Rouhani, seperti dikutip dari
Time of Israel, Rabu (23/9).
"Pemerintahan AS setelah pemilu mendatang tidak akan punya pilihan selain menyerah pada ketahanan bangsa Iran," tegas Rouhani.
Ketegangan meningkat antara AS dan Iran dibawah kendali Trump yang menarik diri dari perjanjian nuklir yang dinegosiasikan oleh pendahulunya Barack Obama dan memberikan sanksi besar-besaran pada Iran.
Joe Biden, saingan Trump dalam pilpres 3 November mendatang, dengan kukuh mendukung kesepakatan nuklir 2015 tetapi beberapa ahli di sekitarnya percaya dia memiliki pengaruh untuk menegosiasikan ulang daripada hanya bergabung kembali.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, pada hari Senin juga mengesampingkan setiap negosiasi ulang perjanjian 2015, yang telah ia perantarai atas pembicaraan yang melelahkan dengan mitranya saat itu John Kerry.
"Mereka secara keliru menuduh kami dan menjatuhkan sanksi, tanpa dasar apa pun, dengan dalih proliferasi nuklir," kata Rouhani, merujuk pada klaim bahwa Iran sedang berusaha untuk membangun bom atom.
"Amerika Serikat tidak dapat memaksakan negosiasi atau perang terhadap kami. Hidup menjadi sangat sulit di bawah sanksi. Namun, yang lebih sulit adalah hidup tanpa kemerdekaan," kata Rouhani.
"Dan kepada dunia, hari ini adalah waktu untuk mengatakan 'tidak' pada penindasan dan kesombongan. Era dominasi dan hegemoni sudah lama berakhir. Bangsa dan anak-anak kita berhak mendapatkan dunia yang lebih baik dan lebih aman berdasarkan aturan hukum," tutup Rouhani.
Sidang Umum PBB ke-75 berlangsung di tengah ketegangan setelah AS secara sepihak bergerak untuk mengembalikan semua sanksi PBB terhadap Iran, meskipun anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menentang langkah tersebut.
Sebelumnya, dalam pidato di Sidang PBB, Trump mengulangi pembenarannya untuk meninggalkan JCPOA, mengklaim itu sebagai hal yang 'mengerikan'.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: