Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pilpres AS 2020: Yakin Menang, Trump Tolak Komitmen Pemindahan Kekuasaan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 24 September 2020, 09:56 WIB
Pilpres AS 2020: Yakin Menang, Trump Tolak Komitmen Pemindahan Kekuasaan
Presiden Donald Trump tiba untuk rapat umum kampanye di Bandara Regional Bemidji, Jumat, 18 September 2020/Net
rmol news logo Presiden AS Donald Trump kembali menolak untuk berkomitmen melakukan pemindahan kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilihan November mendatang.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Baiklah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump pada konferensi pers di Gedung Putih, Rabu (23/9).

Trump juga mengatakan dia yakin hasil pemilihan bisa berakhir di Mahkamah Agung AS, karena dia kembali meragukan pemungutan suara melalui pos, mengutip AP, Kamis (24/9).

Lebih banyak negara bagian mendorong pemberian suara melalui surat, dengan alasan kebutuhan untuk menjaga keamanan pemilih di tengah pandemik virus corona.

Saat ditanya oleh seorang reporter apakah dia akan berkomitmen untuk mengalihkan kekuasaan secara damai apabila dia kalah atau seri kepada lawannya dari Demokrat, Joe Biden, Trump malah mengungkapkan rasa pesimisnya pada proses pemilihan melalui surat.

"Saya telah sangat mengeluh pemilihan dengan surat suara," kata Trump, "Dan surat suara itu bencana."

Trump juga mengatakan dia tidak berpikir dia akan kalah.

Ketika wartawan itu menjawab bahwa orang-orang mungkin melakukan kerusuhan, Trump pun menyela, "Singkirkan surat suara, dan Anda akan sangat -Anda akan sangat damai. Terus terang, tidak akan ada peminddahan di sana, ini akan berkelanjutan!"

Ini mirip dengan yang terjadi pada 2016 lalu, Trump menolak untuk berkomitmen menerima hasil pemilihan  melawan kandidat Demokrat saat itu, Hillary Clinton, yang dia anggap sebagai serangan terhadap demokrasi Amerika.

Trump akhirnya dinyatakan sebagai pemenang, meskipun dia kehilangan suara populer sebanyak tiga juta, dengan hasil yang masih meragukan.

Joe Biden saat dimintai komentarnya atas pernyataan Trump itu menjawab ringan.

"Kita berada di negara mana?" tanya Biden yang baru saja mendarat di Wilmington, Delaware, pada Rabu malam (23/9). Nadanya seperti yang tidak percaya.

"Lihat, dia mengatakan hal yang paling irasional. Saya tidak tahu harus berkata apa tentang itu. Tapi itu tidak mengejutkan saya," ujar Biden.

Pada Agustus lalu Biden pernah berkata: "Adakah yang percaya bahwa kekerasan akan berkurang di Amerika jika Donald Trump terpilih kembali?"

Kalimat yang disesalkan kaum konservatif karena akan membuat ricuh suasana pilpres.

Trump telah menekan kampanye selama berbulan-bulan menentang pemungutan suara melalui surat pada November ini dengan men-tweet dan berbicara secara kritis tentang praktik tersebut. Lebih banyak negara bagian mendorong pemungutan suara melalui surat untuk menjaga pemilih tetap aman di tengah pandemi virus corona.

Presiden, yang menggunakan pemungutan suara melalui surat sendiri, telah mencoba untuk membedakan antara negara bagian yang secara otomatis mengirim surat suara ke semua pemilih terdaftar dan, seperti Florida, yang mengirimkannya hanya ke pemilih yang meminta surat suara.

Trump tanpa dasar mengklaim pemungutan suara melalui surat yang meluas akan menyebabkan penipuan besar-besaran. Kelima negara bagian yang secara rutin mengirimkan surat suara ke seluruh pemilih tidak melihat adanya kecurangan yang berarti.

Trump pada hari Rabu tampaknya menyarankan bahwa jika negara 'menyingkirkan' pengiriman surat suara yang tidak diminta, tidak akan ada kekhawatiran tentang penipuan atau pemindahan kekuasaan secara damai.

"Surat suara di luar kendali, Anda tahu itu, dan Anda tahu, siapa yang tahu itu lebih baik daripada orang lain? Demokrat tahu itu lebih baik daripada siapa pun," sindir Trump.

Trump juga mengatakan dia akan menunjuk seorang calon perempuan untuk pengadilan pada Sabtu ini untuk menggantikan Justice Ginsburg, yang meninggal Jumat lalu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA