Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pejabat Korea Temui Menhan Prabowo, Tetapkan Renegosiasi Proyek Pembangunan Joint Fighter Jet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 24 September 2020, 10:55 WIB
Pejabat Korea Temui Menhan Prabowo, Tetapkan Renegosiasi Proyek Pembangunan Joint Fighter Jet
Pesawat Jet KF-X (Korea Aero)/Net
rmol news logo Korea dan Indonesia tengah menggarap proyek bersama jet tempur KF-X. Sepuluh pejabat dari Defence Acquisition Program Administration (DAPA) dan Korean Aerospace Industries (KAI), pembuat pesawat KF-X, tiba di Jakarta pada Selasa (22/9) untuk bertemu pejabat Indonesia.

Pertemuan dijadwalkan Rabu dan Kamis (23-24 September).

Korea menamakan proyek itu sebagai KF-X (Korean Fighter eXperimental) sedangkan Indonesia menamakan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental), mengutip Defense-Aerospace, Rabu (23/9).

Kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, dan pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun.

Ini juga merupakan pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu. Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea, mengatakan dia akan meninjau keseluruhan isi anggaran pertahanan dan sistem persenjataan negara itu.

Dalam pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diharapkan untuk meninjau kondisi proyek pembangunan bersama untuk mencapai kesepakatan, karena Indonesia menginginkan pengurangan berapa banyak yang dijanjikan untuk membayar pemerintah Korea.

Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won ($ 1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20 persen dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi hanya membayar sekitar 220 miliar won. Itu berhenti membayar pada akhir 2017, mengutip situasi keuangan negara yang memburuk.

Sementara pembayaran seharusnya selesai pada 2026, tunggakannya sekitar 500 miliar won.

Menurut pejabat industri, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018, menurut pejabat tersebut.

Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai, seperti dikutip dari The Korea Time.

Pejabat industri mengatakan Indonesia juga ingin pemerintah Korea mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia -sebuah permintaan agar Korea tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.

Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, dengan pabrikan akan meluncurkan prototipe tersebut pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe dari apa yang akan menjadi jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA