Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Madrid Siap Lockdown Lagi, Ahli Kesehatan: Terlambat!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 24 September 2020, 11:19 WIB
Madrid Siap Lockdown Lagi, Ahli Kesehatan: Terlambat<i>!</i>
Kasus Covid-19 di Madrid, Spanyol melonjak secara drastis/Net
rmol news logo Para ahli kesehatan khawatir dengan Madrid. Lonjakan kasus Covid-19 di sana membuat tekanan yang besar bagi fasilitas kesehatan di ibukota Spanyol itu.

Data dari Kementerian Kesehatan pada Rabu (23/9) menunjukkan, Spanyol memiliki hampir 11.300 kasus baru dalam sehari. Sepertiga di antaranya terdeteksi di Madrid.

Situasi tersebut membuat pemerintah tidak memiliki pilihan lain selain memberlakukan pembatasan gerak secara ketat atau lockdown.

Wakil Perdana Menteri Madrid, Ignacio Aguado mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangkan beberapa langkah pembatasan baru yang akan diumumkan pada Jumat (25/9).

Sementara itu, saat ini polisi dikerahkan untuk menghentikan aliran penduduk dari lingkungan kota yang paling terkena dampak.

Dimuat AA, Aguado mengaku, pihaknya juga akan meminta dukungan logistik mendesak dari militer untuk mendirikan tenda, melakukan tes, dan mendisinfeksi daerah yang terkena pambatasan.

Walau begitu, beberapa ahli ilmiah terkemuka Spanyol mengatakan bahwa langkah tersebut terlalu terlambat.

“Mengapa wilayah Madrid menunggu untuk mengambil tindakan efektif untuk meratakan kurva? Ini membuang-buang waktu yang berharga," ujar mantan direktur program Tindakan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Daniel Lopez Acuna.

"Madrid perlu menegakkan tindakan yang lebih ketat sebulan yang lalu dan kelambanan membawa kami ke titik di mana tidak ada solusi lain selain kembali ke kurungan total," sambungnya.

Hal yang kurang lebih serupa juga disampaikan ahli virus terkemuka di Spanyol, Margarita del Val. Ia mengatakan, pembatasan di Madrid yang akan diberlakukan tidak akan berhasil.

Pakar kesehatan masyarakat sekaligus mantan direktur layanan kesehatan Basque, Rafael Bengoa memperkirakan, Madrid harus mengalami lockdown yang ketat selama 10 hari untuk memperbaiki penularan.

“Itulah yang kami lihat di Israel, di mana mereka membatasi kota-kota dengan infrastruktur dan program penelusuran yang jauh lebih baik daripada di Madrid atau bagian lain Spanyol,” katanya.

Kementerian Kesehatan melaporkan, seperempat dari semua tempat tidur di rumah sakit Madrid telah terisi. Sebanyak 40 persen unit perawatan intensif (ICU) di sana juga digunakan untuk pasien Covid-19.

Worldometers menyebut, saat ini Spanyol memiliki 693.556 kasus Covid-19 dengan 31.034 kematian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA