Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Senator Schumer: Ancaman Terbesar Bagi Demokrasi AS Tidak Datang Dari Modal Asing, Tapi Dari Presiden Donald Trump

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 September 2020, 07:17 WIB
Senator Schumer: Ancaman Terbesar Bagi Demokrasi AS Tidak Datang Dari Modal Asing, Tapi Dari Presiden Donald Trump
Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer/Net
rmol news logo Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows berharap akan berlangsung transisi kekuasaan yang damai setelah hasil pemilihan, meskipun Presiden Trump kembali menolak untuk berkomitmen melepaskan kursi kepresidenan jika dia dikalahkan pada November. 

"Jika bebas dan adil, kami akan menerima keinginan rakyat Amerika," kata Meadows, berbicara kepada CNN, Kamis (24/9). "Kami yakin itu akan menjadi pemilihan kembali bagi Donald Trump."

Meadows meyakini Trump akan mendukung pengalihan kekuasaan secara damai selama konstitusi ditegakkan dalam prosesnya.

"Selama kita menegakkan konstitusi, saya sepenuhnya berharap bahwa kita akan memiliki transisi kekuasaan yang damai yang tidak hanya akan didukung oleh Presiden tetapi oleh seluruh orang Amerika," katanya.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer bereaksi atas pernyataan Trump. Ia mencerca di ruang senat tentang penolakan Presiden Trump untuk berkomitmen pada transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilihan.

“Ancaman terbesar bagi demokrasi kita saat ini, tidak datang dari modal asing. Itu berasal dari kita sendiri. Ancaman terbesar bagi demokrasi di Amerika adalah Presiden Donald Trump," ujar Schumer, mengutip CNN.

“Presiden mengeluarkan ancaman serupa menjelang pemilu 2016, dan dia melakukannya lagi,” kata Schumer.

Schumer pun memaki. “Nah, kalau saya menang, katanya elektoral kalau saya menang. Dia usulkan pilkada sah menurut presiden, tapi kalau saya kalah itu dicurangi. Yah..., itulah yang dia katakan sekarang. Sekali lagi, sah-sah saja jika memenangkan pemilu. Tetapi jika saya kalah, itu dicurangi. Oh, dan omong-omong, saya mungkin akan tetap di kantor, dan tidak menghitung surat suara."

Sebelumnya, pada konferensi pers hari Rabu, Trump kembali menolak untuk berkomitmen pada transisi kekuasaan secara damai jika dia kalah dari Joe Biden.

"Yah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump ketika ditanya apakah dia akan berkomitmen untuk pengalihan kekuasaan damai, 'Peaceful Transition', salah satu pilar demokrasi Amerika.

"Anda tahu bahwa saya telah mengeluh sangat keras tentang surat suara, dan surat suara itu adalah bencana," kata Trump. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA