Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pompeo: Konsulat China Di New York Jadi Pusat Spionase Beijing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 25 September 2020, 08:16 WIB
Pompeo: Konsulat China Di New York Jadi Pusat Spionase Beijing
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo/Net
rmol news logo Konsulat China di New York City (NYC) menjadi sorotan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang digambarkan sebagai pusat spionase Beijing.

Itu terjadi setelah seorang perwira Departemen Kepolisian New York (NYPD), Baimadajie Angwang ditangkap dan dituduh melakukan aksi mata-mata untuk pemerintah China.

"Mereka terlibat dalam aktivitas melintasi batas dan diplomasi normal ke hal-hal yang lebih mirip dengan apa yang dilakukan mata-mata," ujar Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo kepada The New York Post.

Meskipun Beijing menolak tudingan tersebut, Pompeo bersikeras yakin jika konsulat China di NYC terkait dengan spionase dan memperingatkan akan ada lebih banyak penangkapan diplomat dan agen di masa mendatang.

Tudingan Pompeo tersebut memicu spekulasi jika AS akan menutup konsulat China di NYC seperti halnya yang Washington lakukan pada konsulat China di Houston, mengutip Sputnik, Jumat (25/9).

Pada Juli, AS menutup konsulat China di Houston setelah FBI menuding stafnya ikut dalam pencurian data medis tentang vaksin Covid-19.

"Kami menutupnya karena mereka terlibat dalam spionase dan itu adalah istilah hukum. Ini bukan hanya istilah novel mata-mata. Ini adalah analisis yang sangat berbasis data, analitik, berdasarkan fakta," ujar Pompeo.

Bukan hanya di Houston dan NYC, konsulat China di San Francisco juga dicap sebagai pusat spionase.

Sebuah laporan baru bahkan mengklaim, jaringan mata-mata Beijing telah mengambil alih AS. Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan, terdapat dugaan skema spionase yang dilakukan China ke lebih dari 25 kota.

"Jaringan itu didukung melalui konsulat di sini, Konsulat telah memberikan individu dalam jaringan itu panduan tentang bagaimana menghindari dan menghalangi penyedilidikan kami," ujar pejabat tersebut.

Sementara itu, awal pekan ini, Angwang ditangkap oleh otoritas keamanan AS setelah diduga membantu pemerintah China mengumpulkan informasi mengenai orang Tibet yang tinggal di New York. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA