Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tony Blair: Palestina Bisa Merdeka Jika Berdamai Dengan Israel Dan Netanyahu Harus Bantu Perekonomiannya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 25 September 2020, 08:24 WIB
Tony Blair: Palestina Bisa Merdeka Jika Berdamai Dengan Israel Dan Netanyahu Harus Bantu Perekonomiannya
Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair/Net
rmol news logo Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, angkat bicara mengenai beberapa negara Arab yang mulai melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel serta efek positif yang akan ditimbulkan untuk Palestina.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam sebuah wawancara, Blair mengatakan bahwa dia yakin negara-negara di kawasan Arab yang secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel kemungkinan akan mengarah pada penyelesaian konflik dengan Palestina.

Berbicara di konferensi yang diselenggarakan Jerusalem Post, Blair mengkritik upaya selama puluhan tahun yang pada awalnya membawa perdamaian antara Israel dan Palestina untuk membuat kesepakatan normalisasi yang dibuat baru-baru ini.

Blair menjadi salah satu tamu di Gedung Putih pekan lalu, di saat Israel, UEA, dan Bahrain menandatangani perjanjian resmi untuk sepenuhnya menormalkan hubungan.

“Landasan pendekatan di kawasan, bahwa Israel dan Palestina menegosiasikan perdamaian dan kemudian seluruh kawasan bergabung, adalah kebalikan dari apa yang seharusnya terjadi,” katanya, seperti dikutip dari Memo, Jumat (25/9).

“Sebenarnya, yang perlu Anda lakukan adalah menciptakan perdamaian antara Israel dan negara-negara Arab dan memasukkan masalah Palestina dalam perdamaian itu," lanjutnya.

Ia menekankan, Palestina bisa mendapatkan negara merdeka hanya dengan membangun hubungan dengan Israel.

Blair telah menjabat sebagai utusan resmi Kuartet untuk Timur Tengah, sebuah forum yang terdiri dari Uni Eropa, Rusia, PBB, dan AS, untuk memfasilitasi proses perdamaian di kawasan.

Dia adalah tokoh kunci dalam meletakkan dasar untuk perjanjian perdamaian Israel-Uni Emirat Arab (UEA) melalui operasi rahasianya selama bertahun-tahun.

Israel Hayom melaporkan bahwa Blair adalah mediator antara Israel dan UEA saat ia melakukan perjalanan antara London, Abu Dhabi dan Nicosia, untuk mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dengan pengacara Yitzhak Molcho, mantan utusan khusus Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan seorang menteri pemerintah UEA.

“Kami harus mencoba dan menghadirkan generasi politisi Palestina yang memahami bahwa satu-satunya cara mereka akan mendapatkan negara Palestina adalah melalui pemahaman yang tulus dan mendalam antar manusia, antar budaya, dan bukan hanya negosiasi tentang wilayah,” ungkap Blair.

Sementara itu, hal terpenting yang harus dilakukan Israel adalah mencoba meringankan situasi ekonomi Palestina, tambahnya.

“Pada akhirnya, menurut saya itu cara terbaik untuk menyelesaikan masalah Palestina secara adil dan berkeadilan,” katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA