Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pekerja Asing Banyak Angkat Kaki, Populasi Singapura Merosot Drastis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 25 September 2020, 12:14 WIB
Pekerja Asing Banyak Angkat Kaki, Populasi Singapura Merosot Drastis
Warga Singapura tengah berlibur di Merlion Park/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 membuat populasi Singapura menyusut untuk pertama kalinya sejak 2003. Pembatasan perjalanan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) membuat orang asing keluar dari negeri singa itu.

Laporan populasi tahunan yang dimuat Reuters pada Jumat (25/9) menunjukkan, populasi Singapura secara keseluruhan menurun 0,3 persen atau 18 ribu orang menjadi 5,69 juta.

Penurunan paling tajam terjadi pada jumlah orang asing, yaitu 2 persen menjadi 1,64 juta.

Selain itu, terjadi penurunan marjinal dalam jumlah penduduk tetap, melebihi peningkatan jumlah warga negara, beberapa di antaranya kembali dari luar negeri saat pandemi menyebar secara global.

"Tren ini sebagian besar disebabkan oleh tantangan terkait Covid-19, yang disebabkan oleh permintaan yang lemah dan pembatasan perjalanan," demikian bunyi laporan tersebut.

Sejak pandemi, banyak pekerjaan di bidang jasa yang hilang, di mana industri tersebut sangat bergantung pada tenaga asing yang bergaji rendah.

Singapura sendiri saat ini telah dinyatakan resesi, bahkan yang terdalam sepanjang sejarah. Penurunan ekonomi tahunan diperkirakan mencapai angka 5 hingga 7 persen.

Untuk mempertahankan pekerjaan bagi penduduk lokal, pemerintah telah meningkatkan hambatan bagi perekrutan asing. Meski begitu, ada kekhawatiran hal tersebut dapat merugikan bisnis.

"Kami harus berhati-hati untuk tidak memberikan kesan yang salah bahwa kami sekarang menutup diri dan tidak lagi menyambut orang asing," ujar Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya awal bulan ini.

Selama 20 tahun terakhir, populasi non-residen Singapura telah meningkat lebih dari dua kali lipat, mendorong pertumbuhan populasi di negara-kota yang memiliki tingkat kelahiran rendah di dunia itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA