Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jadi Presiden Sementara, Bah Ndaw: Mali Telah Beri Saya Segalanya, Saya Senang Menjadi Budaknya Yang Patuh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 26 September 2020, 14:12 WIB
Jadi Presiden Sementara, Bah Ndaw: Mali Telah Beri Saya Segalanya, Saya Senang Menjadi Budaknya Yang Patuh
Bah Ndaw (tengah) dengan pemimpin junta Kolonel Assimi Goita (kiri) dan Kolonel Malick Diaw (kanan) pada hari Kamis/Net
rmol news logo Mali akhirnya mengangkat Bah Ndaw sebagai presiden sementara negara itu untuk memimpin pemerintahan transisi setelah kudeta militer bulan lalu. Ia dilantik dalam sebuah upacara di Ibu Kota Bamako pada hari Jumat (25/9).

Komite yang ditunjuk oleh junta militer, yang merebut kekuasaan pada 18 Agustus lalu dan berhasil menggulingkan Presiden Ibrahim Boubacar Keita, telah memilih Ndaw, seorang pensiunan kolonel berusia 70 tahun sebagai presiden sementara.

Ndaw akan memimpin pemerintahan transisi selama maksimal 18 bulan ke depan sebelum Mali menyelenggarakan pemilihan nasional.

Dalam pidatonya, Ndaw mengatakan dia akan berjuang untuk ttransisi yang stabil, tenang dan sukses, dalam kondisi dan kerangka waktu yang disepakati.

"Mali telah memberi saya segalanya. Saya senang menjadi budaknya yang patuh, bersedia melakukan segalanya agar kembali ke legalitas konstitusional penuh, dengan otoritas terpilih dan perwakilan yang sah," katanya, seperti dikutip dari AFP, Jumat (25/9).

Dalam pidato pengukuhannya, mantan Menteri Pertahanan itu berjanji akan memberantas korupsi dan penipuan pemilu, dan juga berjanji untuk mematuhi perjanjian internasional, lapor kantor berita AFP. Di bawah ini, ribuan pasukan internasional berbasis di Mali untuk menangani militan Islam.

"Masa transisi yang dimulai tidak akan mempersoalkan upaya internasional apa pun oleh Mali, maupun perjanjian yang ditandatangani oleh pemerintah," katanya.

Dia juga berjanji untuk melanjutkan 'perang tanpa ampun' melawan pasukan teroris dan kejahatan terorganisir.

Namun, pengangkatan Ndaw tidak serta merta mencabut sanksi yang diberikan oleh ECOWAS.

"Negara-negara Afrika Barat akan menegakkan sanksi terhadap Mali sampai mereka menunjuk perdana menteri sipil," kata para pemimpin blok regional ECOWAS pada hari Jumat.

Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) yang beranggotakan 15 negara itu telah memberikan sanksi kepada Mali tak lama setelah terjadinya kudeta.

"Sanksi tersebut akan dicabut ketika seorang perdana menteri sipil ditunjuk," kata Presiden Komisi ECOWAS Jean-Claude Kassi Brou.

Selain melantik Ndaw, Mali juga menunjuk Kolonel Assimi Goita, yang memimpin junta militer Mali sebagai wakil presiden sementara.

Upacara pada hari Jumat berlangsung di teater yang dipenuhi para pejabat berpakaian seragam militer, hakim senior, dan diplomat asing.

Dalam upacara tersebut, Ketua Jaksa Agung Boya Dembele mengatakan tantangan yang akan dihadapi kedua pria itu sangat besar.

"Itu benar-benar akan membutuhkan reformulasi negara," kata hakim, yang mengenakan jubah merah bergaris bulu.

Kudeta bulan lalu menyusul protes massal selama berminggu-minggu terhadap Keita, yang dipicu oleh frustrasi atas konflik jihadis yang brutal, dugaan korupsi, dan ekonomi yang merosot di negara itu.

Selama hampir delapan tahun Mali telah berjuang untuk memadamkan pemberontakan Islam yang telah merenggut ribuan nyawa militer dan sipil. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA