Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Normalisasi Dengan Israel, Menlu UEA: Palestina saat Ini Sedang Marah, Tapi Mereka Akan Lihat Manfaatnya Dalam Jangka Menengah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 26 September 2020, 17:18 WIB
Normalisasi Dengan Israel, Menlu UEA: Palestina saat Ini Sedang Marah, Tapi Mereka Akan Lihat Manfaatnya Dalam Jangka Menengah
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash/Net
rmol news logo Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan bahwa negaranya tidak membutuhkan perdamaian dengan Israel jika alasannya hanya untuk melawan Iran.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dia menyebut kebijakan agresif Iran selama tiga dekade membuat khawatir banyak negara Arab dan mereka melihat hubungan dengan Israel dengan 'mata yang segar'.

Gargash mengatakan hal tersebut di sela-sela pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.

Menurutnya, ini mungkin bukan niat Iran, tetapi tindakannya berdampak di kawasan itu. Meskipun demikian dia tidak berspekulasi tentang apakah negara-negara Arab lain akan mengikuti UEA dan Bahrain dalam menjalin hubungan dengan Israel.

"Satu-satunya hal yang ingin saya katakan adalah semakin strategis orang Israel melihat hubungan ini, semakin banyak pintu yang akan terbuka bagi mereka," kata Gargash, seperti dikutip dari Times Of Israel, Sabtu (26/9).

"Jika mereka melihatnya sebagai sesuatu yang sangat 'transaksional', saya pikir itu tidak akan mengirimkan pertanda baik untuk menormalisasi hubungan dengan banyak negara Arab," lanjutnya.

Gargash mengatakan, pesan UEA kepada Israel adalah untuk melihat peluang ini dan membangun secara strategis. Yang perlu dipikirkan adalah jangka panjang daripada jangka pendek. Juga untuk membuktikan kesalahan negara-negara yang mengatakan itu karena sistem politik Israel membuat para pembuat keputusan hanya berpikir secara taktis.

Sebulan setelah perjanjian diplomatik dengan Israel ditandatangani di Gedung Putih, Gargash mengatakan kedua negara sedang merundingkan sesuatu yang disebutnya sebagai 'hubungan bilateral normal'. Dia mengatakan UEA telah mengirim beberapa perjanjian kepada Israel tentang perlindungan investasi, pajak berganda, pembebasan visa, dan layanan udara.

“Kami menunggu mereka kembali kepada kami, karena penting untuk membangun hubungan di atas dasar yang kokoh ini,” kata Gargash.

Melihat kembali keputusan UEA untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, Gargash mengatakan pemerintah memutuskan hal itu secara strategis baik untuk negara, dan akan membuat UEA lebih terlihat dalam kehadiran global.

"Pemerintah juga meramalkan reaksi sangat akurat -antusiasme di Eropa, dukungan bipartisan di Amerika Serikat dan dukungan dari Rusia dan China dan banyak negara lain di Afrika dan Asia," katanya.

"Tetapi dunia Arab dan kawasan itu tetap terpolarisasi, meskipun saya ingin mengatakan bahwa kita belum kehilangan satu teman pun," kata Gargash.

Menteri UEA menyebut reaksi Iran terhadap normalisasi ini 'sangat mengkhawatirkan'. Dia menyebut oposisi Turki terhadap perjanjian itu sebagai 'kemunafikan murni', menuduh Ankara mencoba memanfaatkan penderitaan Palestina untuk pertimbangan regional yang sempit.

Dia mencatat bahwa 550 ribu orang Israel mengunjungi Turki tahun lalu, bahwa negara-negara itu melakukan perdagangan sekitar 3 miliar dolar AS setiap tahun, dan bahwa Turki telah memiliki kedutaan besar di Israel selama beberapa dekade.

Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengkritik UEA dan Bahrain karena membangun hubungan diplomatik dengan Israel dalam pidatonya yang direkam sebelumnya kepada Majelis Umum Jumat (25/9) malam waktu setempat. Ia menyerukan konferensi internasional awal tahun depan untuk meluncurkan proses perdamaian sejati.

Gargash mengatakan bahwa UEA masih mendukung solusi dua negara dan diakhirinya pendudukan Israel dan tidak setuju dengan pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara politik.

"Tapi kami perlu membuka saluran komunikasi karena pengalaman Arab tidak berkomunikasi dengan Israel belum benar-benar membuahkan hasil," kata Gargash.

Gargash mengatakan dia yakin tindakan kedua negara Teluk membawa dinamisme baru ke situasi Israel-Palestina.

"Warga Palestina saat ini sedang marah, tapi saya pikir mereka akan melihat manfaatnya dalam jangka menengah," tuutpnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA